Flu Burung di Kamboja Sudah Tergolong Disease Outbreak, RI Harus Waspada

27 Februari 2023 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi unggas terkena Flu Burung. Foto: Ernesto Benavides/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi unggas terkena Flu Burung. Foto: Ernesto Benavides/AFP
ADVERTISEMENT
Flu burung (H5N1) mulai mengancam dunia. Di Kamboja, ia sudah tergolong disease outbreak news (DON's) pada 26 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Guru Besar UI sekaligus Eks WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama kepada kumparan, Senin (27/2).
Kasus pertama adalah anak 11 tahun, yang gejala dan perburukannya cepat sekali sama seperti kasus-kasus Flu Burung beberapa tahun lalu. Kasus anak ini, mulai ada gejala 16 Februari, diobati di RS setempat, 21 Februari sudah jadi Pneumonia berat.
Dan dirawat di National Pediatric Hospital. Keesokan harinya pada 22 Februari, pasien tersebut meninggal.
"Pemerintah Kamboja bergerak sangat cepat memeriksa PCR nya, 21 Feb sampel diambil melalui sentinel severe acute respiratory infection (SARI) yang menunjukkan surveilans berjalan di lapangan, dan langsung dinyatakan PCR positif," kata Prof Tjandra.
Sampel juga langsung di kirim juga Institute Pasteur Cambodia yang merupakan "National Influenza Center - NIC" yang mengkonfirmasi kepositifannya. Kamboja kemudian juga langsung mengirimkan data genetiknya ke GISAID.
ADVERTISEMENT
Surveilans dan kecepatan proses seperti ini yang tentunya harus dilakukan di lapangan. Termasuk juga di Indonesia.
"Ternyata penyebab penyakit pada anak ini adalah H5N1 clade 2.3.2.1c. Jadi, bukan 2.3.4.4b yang banyak diberitakan di media kita beberapa hari ini. 2.3.4.4b juga adalah virus pada bebek di Kalimantan Selatan, sesuai edaran Kementerian Kesehatan. Jadi tegasnya, di Kamboja bukan clade itu penyebab penyakitnya," tutur dia.
Lalu, pemerintah Kamboja menemukan 12 kontak erat, 8 tidak bergejala dan 4 sudah masuk definisi kasus suspek. 11 ternyata negatif, dan satu positif menjadi kasus kedua.
"Jadi konfirmasi penelusuran kasusnya juga cepat sekali dilakukan," kata dia
Kasus kedua Flu Burung di Kamboja dideteksi pada 23 Februari, hanya 2 hari sesudah kasus pertama, Ia merupakan Ayah dari kasus pertama.
ADVERTISEMENT
"Ini mengingatkan kita pada kasus awal Flu Burung Indonesia, yang juga terjadi pada Anak dan Ayahnya," jelas Tjandra.
Yang sekarang kita tunggu menurutnya adalah konfirmasi ilmiah. Apakah si Anak dan Ayah keduanya sama-sama tertular dari unggas di rumah mereka.
"Jadi masih penularan dan unggas ke manusia, atau si Ayah tertular dari anaknya yang (kalau benar) menunjukkan adanya penularan antar manusia. Penjelasan mana yang sebenarnya terjadi amat penting untuk langkah selanjutnya di Kamboja dan juga antisipasi di negara kita," tutup Prof Tjandra.