Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Flu Spanyol di Hindia Belanda: Dianggap Remeh, Lalu Kematian Capai 4 Juta Orang
30 Juli 2020 16:14 WIB
ADVERTISEMENT
Wabah flu Spanyol menggerogoti dunia pada tahun 1918. Diperkirakan 4,3 juta orang di seluruh penjuru Hindia Belanda meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Hal ini salah satunya terjadi karena Flu Spanyol dianggap sebelah mata oleh Pemerintah Hindia Belanda. Mereka menganggap wabah itu tak sampai ke wilayah kekuasannya.
"Dan ini terlihat di Hindia Belanda menganggap luput dari serangan Flu Spanyol. Padahal kalau kita melihat pemberitaan koran saat itu, pada Bulan Juli 1918 Koran Sinpo memaparkan bahwa Flu Spanyol sudah memasuki Surabaya dan beberapa wilayah di Kalimantan," kata sejarawan yang menjadi kandidat doktor di University of Melbourne, Ravando Lie, dalam diskusi virtual BNPB, Kamis (30/7).
Ravando menyebut, pada penyebaran gelombang pertama ketika sudah ada peringatan Flu Spanyol sudah masuk ke Hindia Belanda, pemerintah abai. Saat itu sudah ada laporan yang masuk melalui Konsulat Hindia Belanda di Singapura.
ADVERTISEMENT
"Laporan dikirim melalui telegram bahwa kemungkinan akan sudah masuk virus ini. Tapi disebut pemerintah tidak perlu khawatir dan disebut bahwa virus ini tidak separah virus influenza yang terjadi pada akhir abad 19," ungkap dia.
Kemudian, penyebaran flu Spanyol ternyata menyebar dengan semakin masif. Hampir tidak ada wilayah di Hindia Belanda yang luput dari Flu Spanyol ini.
"Bahkan untuk wilayah Indonesia timur masih berkecamuk hingga April atau Mei 1919. Korban keseluruhan di Pulau Jawa dan Sumatera saja mencapai 1,5 sampai 4,3 juta orang," tuturnya.
Namun ia mengakui sulit mendapatkan jumlah pasti korban flu Spanyol. Sebab, datanya sulit diakses.
"Akan sangat sulit mendapatkan jumlah sebenarnya karena banyak yang ditutupi dan sistem informasi tidak seterbuka saat ini," ujar Ravando,
ADVERTISEMENT
Dan akhirnya flu Spanyol masuk melalui pelabuhan dan mulai muncul kepanikan. Namun, masih disebutkan oleh berbagai media bahwa virus ini tidak separah virus sebelumnya yang mengakibatkan pandemi yang begitu mematikan.
"Ketika gelombang dua dan mulai membunuh banyak orang pemerintah Hindia Belanda baru bergerak dengan membentuk Influenza Commisie untuk menginvestigasi penyebaran dan akar virus ini," urai dia.
Kemudian baru pada tahun 1920 dikeluarkanlah Influenza Ordonantie. Ini mengatur turun naiknya penumpang di jalur pelabuhan.
"Tapi itu cukup terlambat karena pada tahun 1920 ketika virus itu sudah mulai tertidur dan menghilang," tutup dia.