Foke: Ibu Kota Pindah Tak Kurangi Masalah yang Dihadapi Jakarta

9 Juni 2023 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata Marullah Matali (tengah) di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/6). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata Marullah Matali (tengah) di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/6). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, Fauzi Bowo, menanggapi pemindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara. Menurutnya, pemindahan ini tidak akan mengurangi tekanan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Ibu kota kan cuma salah satu dari multifungsi yang ada di Jakarta ini, jadi ibaratnya kalau tantangan yang dihadapi oleh kota Jakarta itu akan sedikit berkurang dari fungsi pemerintahannya, tapi ini tidak berarti mengurangi tekanan dan permasalahan yang harus diselesaikan oleh masyarakat ke depan,” kata pria yang akrab disapa Foke saat menghadiri Majelis Amanah Persatuan Kaum Betawi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/6).
Foke menyoroti permasalahan kota Jakarta yang terbagi menjadi tantangan lingkungan dan tantangan kependudukan. Namun ia mengambil fokus pada masalah kependudukan dan kesejahteraan sosial karena menurutnya kedua hal ini saling berkaitan.
Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 Fauzi Bowo di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (9/6). Foto: Haya Syahira/kumparan
“Saya yakin dan percaya meskipun ibu kotanya sudah akan pindah ke nusantara tapi arus migrasi ke Jakarta itu mungkin akan berkurang sedikit demi sedikit tidak akan berkurang secara drastis. Jadi populasi migrasi akan tetap menjadi salah satu permasalahan kunci di Jakarta,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Foke menghadiri kongres ini demi mendukung persatuan ormas Betawi. Ia ingin masyarakat Betawi tidak lagi terpecah belah dan menjadi pemersatu berbagai etnis di Jakarta.
“Saya kira untuk masyarakat seperti masyarakat betawi yang punya kewajiban untuk mempersatukan seluruh warga Jakarta. Jadi kita akan berusaha keras untuk jadi perekat berbagai kelompok etnis yang ada di Ibu Kota Jakarta ini,” tutur Foke.
Kongres Ormas Betawi yang dihadiri Foke merupakan kongres perdana setelah bersatunya dua ormas yang sebelumnya terpecah belah antara Bamus Betawi besutan Haji Lulung dan Bamus Betawi 1982 besutan Haji Oding.
Untuk itu, Foke berharap akan persatuan ini menghasilkan sebuah strategi untuk mengurai segala permasalahan di DKI Jakarta.
“Mudah-mudahan persatuan ini akan langgeng dan terus berkesinambungan untuk bisa membangun Jakarta ke depan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT