Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Aksi protes menentang kudeta militer di berbagai kota di Myanmar, terus berlanjut pada Minggu (28/2). Demo yang kembali berakhir ricuh mengakibatkan sedikitnya 18 orang tewas dan 30 luka-luka.
ADVERTISEMENT
"Polisi Myanmar menembaki pengunjuk rasa di seluruh negeri pada hari Minggu di hari paling berdarah dalam beberapa minggu demonstrasi menentang kudeta militer dan sedikitnya 18 orang tewas," kata kantor HAM PBB dikutip dari Reuters.
Di antara sedikitnya lima tewas di Yangon, salah satunya adalah insinyur jaringan internet Nyi Nyi Aung Htet Naing, yang sehari sebelumnya telah memposting di Facebook tentang keprihatinannya atas tindakan keras yang semakin meningkat, kata petugas medis.
Guru Tin New Yee meninggal setelah polisi membubarkan aksi demo guru dengan granat setrum, membuat kerumunan melarikan diri, kata putrinya dan seorang rekan guru.
ADVERTISEMENT
Polisi juga melemparkan granat setrum di luar sekolah kedokteran Yangon, menyebabkan dokter dan siswa berjatuhan di jalan dengan jas lab putihnya. Sebuah kelompok yang disebut Aliansi medis Whitecoat mengatakan lebih dari 50 staf medis telah ditangkap.
Tiga orang tewas di Dawei di selatan, politisi Kyaw Min Htike mengatakan kepada Reuters dari kota itu. Dua orang tewas di kota kedua Mandalay, kata media Myanmar Now dan seorang warga. Penduduk Sai Tun mengatakan kepada Reuters seorang wanita ditembak di kepala.
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .