Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
PerbesarADVERTISEMENT
Polemik penghentian dan mengosongkan Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) terus mencuat. Lewat postingan Doddy Mgurning di akun facebooknya, ia menceritakan pandangan dari pewarta foto senior yang sekaligus Kurator Antara Foto Oscar Matuloh tentang polemik di Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA).
ADVERTISEMENT
Menurut kabar, gedung yang berada di Jalan Antara, Pasar Baru Jakarta itu akan berada di bawah manajemen baru. Nantinya bisa disewakan kepada umum untuk berbagai acara, seperti pernikahan, seminar, dan lainnya.
Namun, penggunaan Museum dan GFJA sebagai gedung yang bisa disewakan kepada publik menuai kontra dari berbagai kalangan. Oscar Matuloh juga menceritakan riset yang dilakukan tim Yudhi Soerjoatmojo, ia merupakan kurator GFJA pertama.
Dalam risetnya, September 1954, Dewan Redaksi Antara meminta wali kota pada waktu itu agar pemakaian maupun pemeliharaan gedung diserahkan kepada Kantor Berita Antara. Oktober 1958, Kantor Berita Antara menerima pemberitahuan, penguasa perang daerah Jakarta Raya untuk menggunakan gedung itu sebagai gedung bersejarah.
Pada April 1959, SK Menteri P dan K.K Prijono No.35567 yang menyatakan gedung itu termasuk dalam satu gedung yang dilindungi. Dan pada tahun 1993, Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No.475/1993 menyatakan Gedung itu termasuk dalam salah satu gedung yang dilindungi.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, kini kondisi Museum Dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) masih terpajang foto-foto pameran. Kini, pewarta foto Antara tengah mempersiapkan pameran foto Kilas Balik 2019 di luar gedung Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA). Ini merupakan kali pertama pameran foto itu diselenggarakan diluar.