Foto: Ancaman Limbah Kain di Balik Industri Busana

17 Februari 2020 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mengangkat tumpukan tekstil di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mengangkat tumpukan tekstil di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
Potongan sisa-sisa kain menggunung di sebuah tempat pengepul limbah tekstil di kawasan Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Tumpukan tersebut menggambarkan tingkat konsumsi masyarakat dalam berbusana cukup tinggi sehingga menyebabkan sampah over-konsumsi.
Ini juga diakibatkan oleh perilaku kapitalis di industri 'fast fashion'. Fast fashion adalah industri busana yang dijual dengan harga murah, waktu edar singkat, dengan model berlimpah, dan mengikuti tren terbaru.
Hal ini membuat masyarakat tidak merasa sayang untuk membuang baju yang lama dan menggantikannya dengan baju baru.
Warga memilih baju yang didiskon di pusat perbelanjaan di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Warga memilih baju di pusat perbelanjaan di ibu kota. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Baju produk salah satu "fast fashion" dijual di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Seorang bocah melihat baju yang dijual di salah satu pusat perbelanjaan di ibu kota. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Model memperagakan busana pada acara Fashion Rock 2020 di dalam MRT, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah produsen fast fashion dapat memproduksi hingga 42 model fashion dalam satu tahun. Hal itu menyebabkan kelebihan produksi yang berakibat pada pembakaran stok pakaian yang tidak terjual.
Beberapa produsen fast fashion juga sengaja mendesain produknya agar tidak tahan lama. Mereka mendesain dengan bahan yang lebih murah. Ketika baju tersebut tidak digunakan lagi dan berakhir di tempat pembuangan, baju akan sulit terurai.
ADVERTISEMENT
Penumpukan limbah kain dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Maka dari itu, masyarakat perlu mengubah sifat konsumtif dalam berbusana. Sementara itu, pemerintah juga harus mendesain ulang model industri ekonomi tekstil menjadi ramah lingkungan.
Pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja menyelesaikan jahitan celana jeans di sebuah industri konveksi di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memasukkan limbah sisa kain ke dalam truk di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pekerja memilah limbah sisa kain di tempat pengepul limbah tekstil, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja