Lipsus, Menggapai Makkah di Zaman Perang, Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 1976

Foto: Haji Tempo Dulu

16 Agustus 2019 13:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 1976. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 1976. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Berhaji adalah upaya menggenapkan rukun Islam. Sedari dulu para muslim di Indonesia berbondong-bondong ke Tanah Suci sekalipun belum ada transportasi yang memadai. Dalam berbagai sumber sejarah, pada abad ke-17 mereka diceritakan berangkat dengan menumpang perahu-perahu layar ataupun kapal dagang. Mereka beranjak dari Tanjung Priuk, Jakarta dan Aceh sebagai titik keberangkatan yang populer kala itu.
Rombongan haji tiba di Tanjung Priok. Foto: Dok. KITLV
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan haji tiba di Tanjung Priok. Foto: Dok. KITLV
Jemaah haji tersebut diketahui membawa perbekalan dalam jumlah besar. Sebab, perjalanan laut memakan waktu tak sebentar, yaitu enam sampai tujuh bulan. Biasanya para haji akan memboyong anak dan istrinya karena akan bermukim di Tanah Suci dalam waktu yang tak sebentar. Selain menunaikan ibadah haji, mereka biasanya juga akan mendalami ilmu agama untuk kemudian diajarkan ke masyarakat di daerah masing-masing.
Haji dari Mekkah tiba di Tanjung Priok. Foto: Dok. KITLV
Berhaji tempo bukanlah perkara mudah. Berbagai ancaman siap mengadang dalam perjalanan, seperti kapal karam, kapal terdampar, bajak laut menyerang, dan terserang penyakit hingga akhirnya meninggal. Meski begitu, semangat orang-orang Indonesia tak pernah surut. Jumlah mereka terus bertambah dari tahun ke tahun.
Rombongan Haji tiba di Mekkah. Foto: Dok. KITLV
Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 18 July 1889. Foto: Getty Images
Kegigihan para haji itu membuat mereka begitu disegani saat tiba di Tanah Air. Banyak orang berbondong-bondong menyambut kedatangan mereka.
Menunggu Kedatangan Haji di Tanjung Priok 1948. Foto: Dok. KITLV
Rombongan Haji tiba di Tanjung Priok. Foto: Dok. KITLV
Haji dari Malang dan pasuruan. Foto: Dok. KITLV
Para Haji dari Sumatera 1922. Foto: Dok. KITLV
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten