Foto: Mangngaro, Ritual Membersihkan Jasad di Mamasa, Sulbar

30 Oktober 2019 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerabat menangis di atas jenazah yang dikumpulkan di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
zoom-in-whitePerbesar
Kerabat menangis di atas jenazah yang dikumpulkan di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
ADVERTISEMENT
Sejumlah masyarakat di Kabupaten Mamasa berbondong-bondong mengangkat jenazah melewati pematang sawah untuk mengikuti ritual kematian Mangngaro.
ADVERTISEMENT
Mangangaro merupakan prosesi upacara kematian yang dilakukan masyarakat Mamasa di Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Kerabat pengantar jenazah melewati pematang sawah menuju tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Ritual ini dimulai dengan mengeluarkan jasad para leluhur dari liang kubur yang bentuknya seperti Lumbung "Alang" dan Goa Tanah atau Batu Lokko. Setelah itu jasad tersebut dibungkus ulang "Dibalun" yang diawali dengan upacara pemotongan kerbau serta babi.
Jasad leluhur yang dikeluarkan "Diaro" dari kubur tersebut kemudian disemayamkan di tanah datar sekitar persawahan (Ratte) selama satu malam untuk proses membungkus ulang sebelum dimasukkan kembali ke dalam alang atau lokko.
Warga mengeluarkan jenazah dari kuburan 'Liang' untuk ritual Mangngaro di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Kerabat berkumpul di dekat jenazah di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Selanjutnya jasad leluhur tersebut diarak ke tenda yang dibangun untuk disemayamkan.
Arak-arakan menuju tenda diawali dengan barisan perempuan dengan pakaian adat lengkap sambil membentangkan kain merah yang disebut Ma’titting.
ADVERTISEMENT
Kemudian disusul dengan anggota keluarga lainnya, dan di barisan belakang adalah barisan jasad leluhur yang digotong kaum muda.
Sejumlah warga mengarak jenazah melewati pematang sawah menuju tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Sejumlah warga mengarak jenazah melewati pematang sawah menuju tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Sejumlah warga mengarak jenazah melewati pematang sawah menuju tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Sejumlah warga mengarak jenazah melewati pematang sawah menuju tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Setibanya di tenda, barisan mengitari tenda dengan berjalan berlawanan arah dengan jarum jam sebelum akhirnya para pembawa jenazah masuk ke dalam tenda.
Setelah jasad leluhur diletakkan di tempat sesuai urutannya, maka kaum perempuan kemudian melakukan ratapan kematian.
Kerabat menangis di atas jenazah yang dikumpulkan di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Kerabat menangis di atas jenazah yang dikumpulkan di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Kerabat yang berada di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Pada malam hari, sambil membungkus ulang jasad leluhur, kaum laki-laki di luar tenda melakukan ritual Ma’badong, sementara perempuan di dalam tenda melakukan ritual Ma’sailo.
Pada keesokan harinya kegiatan dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau dan babi. Terakhir jasad diarak untuk dimasukkan kembali ke dalam liang Alang atau Lokko.
Sejumlah kerabat jenazah berkumpul dan berdoa bersama di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Sejumlah warga melakukan ritual bersama di tenda di Nosu, Mamasa, Sulawesi Barat. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado