Foto: Melihat Hidup Para Fotografer dihari Fotografi Sedunia

19 Agustus 2019 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fotografer AFP, Christophe Simon memberikan penjelasan kepada Marcio, seorang anak dari Cidade de Deus shantytown (favela), di Rio de Janeiro, Brasil, pada 26 Januari 2014. Foto: AFP/YASUYOSHI CHIBA
zoom-in-whitePerbesar
Fotografer AFP, Christophe Simon memberikan penjelasan kepada Marcio, seorang anak dari Cidade de Deus shantytown (favela), di Rio de Janeiro, Brasil, pada 26 Januari 2014. Foto: AFP/YASUYOSHI CHIBA
ADVERTISEMENT
Hari ini, Senin (19/8) merupakan hari Fotografi Sedunia. Hari Fotografi Sedunia (World Photo Day) dirayakan setiap tanggal 19 Agustus setiap tahun, tanggal tersebut dipilih karena pada tanggal tersebut di tahun 1839 French Academy of Sciences mengumumkan kepada dunia tentang teknik fotografi yang dikenal dengan sebutan Daguerreotype.
ADVERTISEMENT
Daguerreotype merupakan salah satu teknik foto yang dikembangkan Louis-Jacques-Mande Daguerre, penemu proses fotografi Daguerreotype. Namun, literatur lain menyebutkan bahwa peringatan Hari Fotografi Sedunia pertama kali digagas oleh Korske Ara, seorang fotografer asal Australia, pada tahun 2009.
Hasil foto pertama di dunia. Foto: Dok. Istimewa
Saat ini fotografi menjadi salah satu hal yang lumrah bahkan bisa dibilang murah. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju saat ini banyak orang yang dengan mudah bisa memotret bahkan hampir setiap orang juga memiliki kamera.
Saat ini kamera juga telah berevolusi dari ukuran besar menjadi ukuran kecil, bahkan setiap ponsel kini dilengkapi dengan kamera canggih.
Seorang anak laki-laki sedang difoto oleh seorang fotografer di jalan-jalan Bamako pada 14 Februari 1977. Foto: AFP/PIERRE GUILLAUD
Menilik sejarah perkembangan fotografi dunia zaman dulu, kamera menjadi barang mahal yang tidak semua orang bisa menggunakannya. Selain mahal, ukuran yang besar dan cara pengoperasian kamera yang sulit membuat kamera jadi barang mahal di zaman dulu.
Seorang anak mengintip dari miniatur kamera buatan di kelas belajar Jurnalis Cilik. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Seorang anak belajar memotret di kelas Jurnalis Cilik. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Suasana kelas belajar Jurnalis Cilik untuk anak-anak di pesisir Cilincing. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Bahkan di era penjajahan di Indonesia, fotografi menjadi salah satu komponen yang tak lepas di era perjuangan.
ADVERTISEMENT
Mendur bersaudara yakni Alex Mendur dan Frans adalah seorang fotografer jurnalistik yang masuk dalam kelompok yang mendirikan Indonesia Press Photo Service. Salah satu karyanya yang sering kita lihat adalah momen saat pembacaan teks Proklamasi.
Alex Mendur. Foto: Dok. Istimewa
Frans Mendur dan Alex Mendur. Foto: Dok. Istimewa
Di era digital saat ini fotografer menjadi salah satu profesi yang banyak diminati. Memang sekilas terlihat mudah dan simpel namun, tak banyak orang tahu di balik gambar bagus yang tampil di setiap media memiliki kesulitan bahkan resiko tinggi untuk mendapatkannya.
Puluhan fotografer memotret seorang model saat peragaan busana Cali Exposhow di Cali, departemen Valle del Cauca pada 16 Oktober 2008. Foto: AFP/CARLOS JULIO MARTINEZ
Seorang fotografer tak jarang harus mengorbankan nyawa untuk mendapatkan gambar yang dihasilkan. Fotografer di jalur perang sering menjadi korban terkena timah panas atau ledakan.
Atau terkadang harus bentrok dengan sesama fotografer atau wartawan lain untuk berebut tempat untuk mendapatkan hasil foto yang eksklusif.
Wartawan dan fotografer saat menghadiri rekonstruksi pembunuhan Bernard Laroche di Aumontzey oleh Jean-Marie Villemin, ayah Grégory Villemin, di Vologne pada 20 Juni 1985. Foto: AFP/MARCEL MOCHET
Wartawan saat mengabadikan momen Pembalap Spanyol Rafael Nadal membawa piala setelah memenangkan pertandingan tenis putra di Roland Garros 2017 French Open pada 11 Juni 2017. Foto: AFP/LIONEL BONAVENTURE
Seorang fotografer mengambil foto unta dari dekat di Kebun Binatang Chapultepec di Mexico City pada 9 Mei 2014. Foto: AFP/ALFREDO ESTRELLA
Fotografer saat menunjukkan foto kepada monyet-monyet di Cagar Alam Wulongkou di Jiyuan, Henan, China. Foto: AFP
Seorang fotografer Irak menunjukkan hasil foto kepada seorang anak yang di foto di alun-alun Nafoura kota Mosul, Irak utara pada 5 Januari 2019. Foto: AFP/ZAID AL-OBEIDI
Seorang fotografer saat mengabadikan momen saat Milisi dari Amal, organisasi politik pertama Muslim Syiah Libanon, menembakkan bazoka dan senapan mesin pada 17 Mei 1988 di Lebanon. Foto: AFP/NABIL ISMAIL
Seorang marinir AS mengamankan fotografer Reuters, Goran Tomasevic di sekitar hotel Palestina di Baghdad pada 10 April 2003. Foto: AFP/PATRICK BAZ