Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Foto: Melihat Hidup Para Fotografer dihari Fotografi Sedunia
19 Agustus 2019 12:40 WIB
Diperbarui 19 Agustus 2020 11:19 WIB
ADVERTISEMENT
Hari ini, Senin (19/8) merupakan hari Fotografi Sedunia. Hari Fotografi Sedunia (World Photo Day) dirayakan setiap tanggal 19 Agustus setiap tahun, tanggal tersebut dipilih karena pada tanggal tersebut di tahun 1839 French Academy of Sciences mengumumkan kepada dunia tentang teknik fotografi yang dikenal dengan sebutan Daguerreotype.
ADVERTISEMENT
Daguerreotype merupakan salah satu teknik foto yang dikembangkan Louis-Jacques-Mande Daguerre, penemu proses fotografi Daguerreotype. Namun, literatur lain menyebutkan bahwa peringatan Hari Fotografi Sedunia pertama kali digagas oleh Korske Ara, seorang fotografer asal Australia, pada tahun 2009.
Saat ini fotografi menjadi salah satu hal yang lumrah bahkan bisa dibilang murah. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju saat ini banyak orang yang dengan mudah bisa memotret bahkan hampir setiap orang juga memiliki kamera.
Saat ini kamera juga telah berevolusi dari ukuran besar menjadi ukuran kecil, bahkan setiap ponsel kini dilengkapi dengan kamera canggih.
Menilik sejarah perkembangan fotografi dunia zaman dulu, kamera menjadi barang mahal yang tidak semua orang bisa menggunakannya. Selain mahal, ukuran yang besar dan cara pengoperasian kamera yang sulit membuat kamera jadi barang mahal di zaman dulu.
ADVERTISEMENT
Bahkan di era penjajahan di Indonesia, fotografi menjadi salah satu komponen yang tak lepas di era perjuangan.
Mendur bersaudara yakni Alex Mendur dan Frans adalah seorang fotografer jurnalistik yang masuk dalam kelompok yang mendirikan Indonesia Press Photo Service. Salah satu karyanya yang sering kita lihat adalah momen saat pembacaan teks Proklamasi.
Di era digital saat ini fotografer menjadi salah satu profesi yang banyak diminati. Memang sekilas terlihat mudah dan simpel namun, tak banyak orang tahu di balik gambar bagus yang tampil di setiap media memiliki kesulitan bahkan resiko tinggi untuk mendapatkannya.
Seorang fotografer tak jarang harus mengorbankan nyawa untuk mendapatkan gambar yang dihasilkan. Fotografer di jalur perang sering menjadi korban terkena timah panas atau ledakan.
ADVERTISEMENT
Atau terkadang harus bentrok dengan sesama fotografer atau wartawan lain untuk berebut tempat untuk mendapatkan hasil foto yang eksklusif.