Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Lima belas tahun silam, tepatnya 26 Desember 2004, kota serambi Mekah Aceh luluh lantak karena gempa bumi dahsyat dan gelombang tsunami. Ratusan ribu orang meninggal dunia dan ribuan rumah hancur lebur. Peristiwa ini menewaskan sekitar 280 ribu jiwa di 14 negara dan menenggelamkan sejumlah permukiman di pesisir.
ADVERTISEMENT
Tsunami dan gempa ini merupakan salah satu bencana alam yang paling mematikan sepanjang sejarah. Indonesia sendiri adalah negara yang terkena dampak paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand.
Untuk mengenang peristiwa tsunami Aceh tanggal 26 Desember ditetapkan sebagai hari libur. Keputusan tersebut diputuskan melalui Surat Keputusan Gubernur Aceh tentang Hari Libur Resmi Memperingati Gempa dan Tsunami Aceh. Surat itu telah ditandatangani Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pada 24 Juni 2019.
Berikut adalah foto-foto masyarakat Aceh saat memperingati 15 tahun tsunami:
Dilansir dari Acehkini partner 1001 media kumparan, Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias mencatat sedikitnya 120.000 rumah rusak atau hancur, 800 kilometer jalan dan 2.260 jembatan rusak atau musnah, 693 fasilitas kesehatan (rumah sakit, Puskesmas, Pos Imunisasi, dan klinik) rusak atau hancur dan 2.224 gedung sekolah rusak atau hancur. Saat itu, kerugian ditaksir sekitar Rp 60 triliun.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Aceh kembali membutuhkan waktu sampai 10 tahun kemudian. Secara fisik, bangunan-bangunan, rumah warga, pelabuhan, jalan-jalan dan jembatan di wilayah terdampak, menjadi lebih baik.
Berikut adalah foto-foto pascatsunami di Aceh: