Foto: Mengenang Sosok Aktivis Gerakan Hak Sipil, Martin Luther King

4 April 2019 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendeta Amerika Serikat dan Pemimpin Gerakan Hak Sipil AS, Martin Luther King, berpidato di Paris terkait dalam pergerakan perdamaian (29/3/1966). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pendeta Amerika Serikat dan Pemimpin Gerakan Hak Sipil AS, Martin Luther King, berpidato di Paris terkait dalam pergerakan perdamaian (29/3/1966). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Aktivis dan pendeta yang membela hak-hak sipil warga, Martin Luther King, mempunyai andil besar dalam penghapusan perbedaan ras antara kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sosok yang membela kaum tertindas itu pernah berpidato dan menggentarkan semangat ribuan orang yang berkumpul di Lincoln Memorial, Washington, Amerika Serikat (28/8/1963).
"Saya bermimpi bahwa suatu hari nanti keempat anak saya akan tinggal di sebuah negara di mana mereka tidak akan dinilai dari warna kulit mereka, tapi dengan isi karakter mereka", pidatonya dalam pergerakan yang dikenal "March on Washinton" itu.
Peristiwa sejarah tersebut dihadiri lebih dari 200 ribu orang yang ingin melawan perbedaan ras di Amerika Serikat.
Martin Luther King (tengah) dengan para pendukung gerakan hak sipil dalam "March on Washington", Washington, Amerika Serikat. Foto: AFP
Warga kulit hitam dan kulit putih diikat dengan rantai saat protes di depan Balai Kota New York, Amerika Serikat. Foto: AFP
Martin Luther King saat berada di Monumen Washington dengan para pendukung gerakan hak sipil "March on Washington". King mengatakan pawai itu adalah "demonstrasi kebebasan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat." Foto: AFP
Lebih dari 200.000 militan hak sipil, tepatnya di Monumen Washington, Amerika Serikat, saat "March on Washington", Amerika Serikat (28/8/1963). Foto: AFP
Diskriminasi ras terjadi lantaran perbudakan dan perdagangan manusia yang legal di bawah institusi Amerika pada 1776. Sampai pada akhirnya tejadi perang sipil yang meletus 1861 sampai 1865.
Perang itu melibatkan dua pihak yang menentang serta mendukung adanya perbudakan. Walaupun pihak yang menentang perbudakan itu menang dalam perang sipil, namun peraturan atas adanya pembedaan tetap ada. Seperti pembedaan kelas, toilet, tempat duduk, sampai hak untuk memilih (pemilu).
ADVERTISEMENT
Dihadapan para pendukungnya, King menekankan kondisi warga kulit hitam tidak mengalami perubahan setelah perang sipil sejak satu abad sebelumnya.
Selain itu, King juga sebagai tokoh yang menentang adanya kekerasan. Salah satunya adalah ketika ia ikut bergabung dalam aksi anti-perang melawan Vietnam.
Martin Luther King dibunuh pada tanggal 4 April 1968 di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat. Pelaku yang bernama James Earl Ray itu mengaku telah menembak King dan sudah dijatuhi hukuman 99 tahun penjara.
Pemimpin gerakan hak sipil, Martin Luther King, saat protes anti-perang Vietnam di New York, Amerika Serikat. Foto: AFP
Pemimpin gerakan hak sipil, Martin Luther King, saat berjalan dari Selma ke Montgomery (22/3/1965) di Alabama, Amerika Serikat. Foto: AFP
Patung Pemimpin Gerakan Hak Sipil Amerika Serikat, Martin Luther King, di Washington, Amerika Serikat. Foto: AFP