Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Seorang relawan mengumpulkan sisa-sisa tulang korban genosida Rwanda yang ditemukan dari lubang-lubang tersembunyi. Foto: AFP/YASUYOSHI CHIBA](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1560345466/sarojxb8p5pzqx0hekch.jpg)
ADVERTISEMENT
Relawan sekaligus korban selamat peristiwa genosida di Rwanda, Afrika, mengumpulkan sisa-sisa tulang korban sebelum dimakamkan secara massal.
ADVERTISEMENT
Sisa-sisa tulang dicuci dan dikeringkan oleh para relawan. Tulang belulang korban pembantaian itu mulai ditemukan sejak awal tahun 2018 di 143 lubang yang berada di bawah rumah penduduk, di pinggiran Kigali.
Peristiwa genosida terjadi pada tahun 1994. Pemicunya adalah ketika Presiden Rwanda saat itu, Juvenal Habyarimana, menjadi korban penembakan ketika berada di pesawat.
Sekitar 85 persen rakyat Rwanda adalah etnis Hutu. Sisanya, etnis Tutsi dan kelompok minoritas lainnya. Presiden Juvenal berasal dari etnis Hutu.
Kematian Juvenal menyebabkan perang saudara antar-etnis selama 100 hari di Rwanda. Sedikitnya ada 800 ribu nyawa dari kelompok etnis minoritas Tutsi meninggal.
Pembantaian ini dilakukan oleh para ekstremis Hutu.
ADVERTISEMENT