Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Polresta Surakarta mengamankan sebanyak 36 pekerja seks komersial (PSK ) di dua lokasi di Solo, dalam operasi penyakit masyarakat (Pekat), Sabtu (27/2) malam.
ADVERTISEMENT
Kedua lokasi tersebut berada di kawasan Kelurahan Kestalan dan Kelurahan Gilingan atau belakang Terminal Tirtonadi. Operasi pekat tersebut diikuti langsung Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Ada dua PSK yang kedapatan sebagai warga Solo dan akan dibina Dinsos (Dinas Sosial) Solo," ujar Gibran.
Gibran mengakui selama ini kawasan sekitar Kestalan dan belakang Terminal Tirtonadi kerap dijadikan lokasi praktik prostitusi PSK dari luar Solo. Keberadaan PSK tersebut kerap mengganggu dan meresahkan warga.
"Keberadaan PSK sangat meresahkan warga. Saya juga kerap dapat keluhan dari warga. Kami dukung Polresta Surakarta melakukan operasi pekat," kata dia.
Ia berharap semua PSK yang ditangkap dibina dan dikembalikan ke daerah asal. Pemkot tidak ingin PSK tersebut mengusik ketenangan warga Solo.
Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengatakan operasi pekat ini bagian dari menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Solo. Total ada 36 PSK diamankan di dua lokasi.
ADVERTISEMENT
"Kami amankan 19 PSK di kawasan belakang Terminal Tirtonadi dan di kawasan Kestalan ada 17 PSK. Mereka bekerja sendiri tanpa ada mucikari," kata Ade.
Hasil pendataan di Mapolresta Surakarta hanya dua orang PSK berdomisili Solo. Sisanya dari Soloraya akan dibawa ke Balai Rehabilitasi Sosial “Wanita Utama”, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
"Operasi pekat Ini bagian dari upaya menjaga Solo tetap aman, kondusif dan bersih dari praktik prostitusi,"tandasnya