Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Foto Pertama Paus Sejak Dirawat di RS: Pimpin Misa dari Kapel Kamar Rawatnya
17 Maret 2025 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Vatikan merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak dirawat di rumah sakit lebih dari sebulan lalu, Senin (17/3).
ADVERTISEMENT
Dalam foto itu, Paus terlihat memimpin misa di kapel apartemennya di lantai 10 Rumah Sakit Gemelli, Roma.
Paus berusia 88 tahun itu tampak duduk di kursi roda, mengenakan jubah putih dan stola ungu.
Tanpa zucchetto—penutup kepala khasnya—ia menghadap altar sederhana dengan salib di dinding.
Wajahnya tidak terlihat sepenuhnya, tetapi matanya terbuka, tertuju pada teks misa.
Foto yang diambil pada Minggu pagi (16/3) itu menjadi penampilan pertama Paus setelah 14 Februari lalu dilarikan ke rumah sakit akibat pneumonia di kedua paru-parunya.
Selama berminggu-minggu, kondisinya dianggap kritis oleh tim dokter dan membuatnya absen dari berbagai agenda publik.
Pesan untuk Umat: Tubuh Lemah, Cinta Tak Terhalang
Sejak dirawat, Paus belum bisa memimpin misa di Basilika Santo Petrus maupun menyampaikan doa Angelus langsung dari Vatikan.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam pesan Angelus yang dipublikasikan pekan lalu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada para simpatisan.
“Saya berbagi pemikiran ini dengan Anda saat menghadapi masa cobaan, bergabung dengan saudara-saudari yang sakit. Tubuh kita lemah, tetapi tidak ada yang dapat menghalangi kita untuk mencintai, berdoa, memberi diri, dan mendukung satu sama lain,” tulisnya, seperti diberitakan AFP.
Pesannya disampaikan dalam rangka Minggu kedua Prapaskah, periode refleksi bagi umat Katolik menjelang perayaan Paskah.
Vatikan melaporkan kondisi Paus terus membaik meski masih memerlukan terapi medis.
Ia belum muncul di jendela kamar kepausannya, tetapi dukungan untuknya tidak surut.
Dukungan dari Simpatisan: Dari Tango hingga Anak-anak
Di halaman rumah sakit, para simpatisan berkumpul, termasuk para penari tango dari Argentina dan puluhan anak-anak.
Mereka menari di bawah langit kelabu, mengangkat spanduk harapan agar Paus segera pulang.
ADVERTISEMENT
“Dengan tango ini, dia harus dipulangkan,” ujar warga Buenos Aires, Daiana Guspero (38 tahun).
“Saya ingin dia merasakan energi dan cinta kami,” lanjutnya.
Tak jauh dari mereka, sekelompok anak-anak pramuka Katolik berdiri membawa balon kuning-putih, warna khas Vatikan.
Mereka belum sepenuhnya memahami siapa Paus atau kondisi kesehatannya, tetapi pemimpin mereka, Valerio Santobonio, melihat kunjungan ini sebagai pengalaman yang membuka wawasan tentang kehidupan Kristen.
Anak-anak lain datang dari Napoli membawa surat untuk Paus.
“Ia mencintai anak-anak, ia adalah Paus bagi anak-anak, jadi kami menunggunya,” kata Andrea Lacomini dari UNICEF, yang memfasilitasi perjalanan mereka.
Dalam pesannya, Paus menyapa para simpatisan ciliknya.
Pemulihan di Tengah Kesibukan Paskah
Vatikan memberi isyarat bahwa Paus telah melewati fase kritis meski absen menjelang Paskah, momen tersibuk dalam kalender Katolik.
ADVERTISEMENT
Dalam pesannya hari Minggu, Paus kembali menyampaikan doa untuk perdamaian di Palestina, Myanmar, hingga Sudan, serta belasungkawa bagi korban kebakaran di Makedonia Utara.
“Begitu banyak cahaya bersinar di rumah sakit dan tempat perawatan. Begitu banyak kasih yang menerangi kamar, koridor, dan klinik di mana pelayanan sederhana dilakukan,” tulisnya.