Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Menjadi penerbang di satuan TNI Angkatan Darat bukan merupakan hal yang mudah. Namun, Ayu, menjadi salah satu perempuan yang berhasil melakukannya.
ADVERTISEMENT
Ayu merupakan perwira penerbang II Siud I Flite A Heli Serbu Skadron-11/Serbu Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad). Berpangkat Letnan Dua (Letda) Cpn (K), Ayu merupakan anak kedua dari pasangan Rudi Hartono dan Linda, warga Sungai Tempayan Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Dara kelahiran 15 Juni 1995, Pontianak, Kalimantan Barat itu mampu membuktikan bahwa profesi sebagai penerbang di satuan TNI AD tidak hanya identik dilakukan oleh kaum pria.
Saat ini, Ayu tergabung di Skadron-11/Serbu Puspenerbad di Semarang, Jawa Tengah. Ia bisa menerbangkan helikopter jenis Bell-412.
Namun, jalan yang ditempuh Ayu untuk bisa jadi penerbang pun tak mudah. Ayu yang lulus dari pendidikan Akademi Militer tahun 2018 harus menempuh pendidikan perwira penerbang dasar dan pendidikan perwira penerbang II Bell-412 di Pusat Pendidikan (Pusdik) Penerbad tahun 2019.
Ayu merupakan satu dari 19 perwira yang mengikuti jenjang tahapan pendidikan tersebut dan lulus dengan predikat terbaik.
ADVERTISEMENT
Terhitung hingga 5 November 2020, Ayu telah mengantongi 160 jam terbang yang ia peroleh melalui latihan dan penugasan penerbangan dalam mendukung berbagai operasi militer TNI AD di wilayah Indonesia. Termasuk di antaranya tugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) di Kalimantan Barat hingga ke Papua.
Ayu mengatakan, dalam setiap tugas penerbangan masalah utama bagi para penerbang adalah kondisi cuaca yang terkadang sulit diprediksi.
“Pengalaman menegangkan pernah saya alami saat bertugas BKO di wilayah Papua dalam Satuan Tugas Pengamanan Daerah Rawan (Satgas Pamrahwan) Papua pada Juni 2020 lalu. Saat itu cuaca tidak dapat diprediksi, sebelum terbang cuaca terlihat cerah, namun sepuluh menit usai mengudara tiba-tiba berubah menjadi buruk, penerbangan tertutup awan gelap. Dalam keadaan apa pun saat mengudara, saya bersama kru tetap tenang, dengan selalu mengikuti protokol standar keselamatan yang menjadi standar operasi kami sebagai penerbang di Puspenerbad,” ungkapnya.
Menurut Komandan Skadron-11/Serbu Letkol Cpn Andy Pranoto, sosok Letda Cpn (K) Ayu merupakan seorang prajurit wanita yang selalu melaksanakan tugasnya dengan baik. Andy mengatakan bahwa ia selalu memberikan motivasi dan arahan kepada setiap prajurit di Skadron-11/Serbu Puspenerbad untuk melaksanakan tugas dengan profesional dan proporsional, berpedoman pada setiap aturan yang berlaku. Termasuk kepada Ayu sebagai penerbang wanita yang sama dan setara dengan prajurit pria lainnya dalam menjalankan tugasnya.
Saat ini tercatat ada enam prajurit wanita penerbang aktif yang bertugas di bawah komando Puspenerbad. Letda Cpn (K) Ayu merupakan penerbang wanita termuda dari keenamnya.
ADVERTISEMENT
Prajurit wanita TNI AD yang tergabung dalam Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) dibentuk pada 21 Desember 1960, diilhami oleh semangat dan perjuangan para pahlawan wanita Indonesia yang ikut serta menegakkan kemerdekaan Indonesia serta usaha para pendahulu untuk meraih kemajuan bagi kaum wanita.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.