Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Teriakan "Viva Bolivia!" menggema di kota Sucre setelah Presiden Evo Morales menyatakan mengundurkan diri. Ribuan orang turun ke jalan dalam sebuah euforia demokrasi usai aksi protes berminggu-minggu.
ADVERTISEMENT
Morales menyatakan mengundurkan diri pada Minggu (10/11) setelah dirinya dituduh melakukan kecurangan pemilu. Tuduhan ini dikonfirmasi oleh penyelidikan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) yang menyebut hasil pemilu 20 Oktober harus dianulir.
Selama beberapa pekan terakhir, rakyat Bolivia turun ke jalan memprotes hasil pemilu yang dimenangi Morales. Rakyat mendapatkan dukungan dari polisi dan militer. Bahkan militer ikut menyerukan agar Morales turun demi keamanan.
Warga berkumpul di Plaza de Armas untuk merayakan mundurkan Morales. Mereka menyanyikan lagu kebangsaan Bolivia yang ditulis pada 1825.
"Kami lebih baik mati daripada jadi budak," bunyi salah satu stanza dalam lagu itu.
Massa membawa bendera "whipala", simbol masyarakat pribumi Bolivia. Bagi rakyat Bolivia, mundurnya Morales yang telah memimpin 14 tahun adalah sebuah kemenangan dari perjuangan.
"Ini adalah kemenangan besar bagi kami. Kami sangat, sangat senang, dan panjang umur demokrasi," kata bankir, Ricardo Revilla, 37.
ADVERTISEMENT
"Si idiot yang tidak tahu cara berpikir itu, telah keluar. Bagus, kami gembira," kata Reggina Sojas, 61, yang ikut merayakan mundurnya Morales.