Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Foto: Yahya Edward Hendrawan, Guru Ngaji Berkostum Badut yang Mengajar Anak-anak
11 Mei 2021 9:59 WIB

ADVERTISEMENT
Belajar Al-Quran tidak harus menjadi urusan yang serius, kata guru ngaji Yahya Edward Hendrawan, yang berpakaian badut untuk menginspirasi anak-anak agar lebih dekat membaca dan mengaji dengan ceria.
ADVERTISEMENT
Hendrawan merupakan guru di panti asuhan di Kota Tangerang, Banten. Dia mengenakan kostum badut warna-warni, lengkap dengan riasan wajah untuk mengajar membaca. 'Badut Syariah', begitulah julukannya. Kini, ia berfokus pada pelajaran Islam selama bulan Ramadhan.
“Kalau kita minta anak mengaji agak susah. Tapi kalau ada badut, mereka merasa masuk kelas dengan maksud tertentu,” kata Hendrawan.
Pria berusia 38 tahun ini datang ke panti asuhan setiap hari selama bulan Ramadhan bersama putranya yang berusia lima tahun, Mirza, yang berpakaian badut juga.
Ayah dan anak ini biasanya menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk merias wajah sebelum bertemu dengan anak-anak, termasuk yang berasal dari kelompok komunitas membaca.
Jalan Hendrawan untuk menjadi 'Badut Syariah' tidaklah mudah. Ayahnya, yang sudah meninggal dunia, tidak terima dengan metodenya, bahkan mengatakan kepada Hendrawan bahwa dia memalukan.
ADVERTISEMENT
"Perilakunya sangat menyakiti saya, rasanya hati saya diiris-iris," kata Hendrawan.
Namun, dorongan dari pendiri panti asuhan membuat Hendrawan percaya diri untuk mengejar mimpinya mengajar sebagai badut.
Hendrawan sekarang mengambil pekerjaan hiburan paruh waktu dan memasukkan nilai-nilai agama dan program keaksaraan dalam penampilannya.
Antusiasmenya untuk mengajar dan menghibur anak-anak telah membuatnya mendapat pujian dari orang tua yang anaknya mengikuti kelas bersama Hendrawan.
“Ia membantu anak-anak membangun minat baca, yang akan mengurangi waktu bermain dengan ponsel atau gadget, dan berdampak luar biasa pada perkembangan," kata Junaedi, orang tua dari anak yang mengikuti kelas membaca Hendrawan.
***