Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
FPI Akan Buat Media Sosial Baru Pengganti Facebook
12 Januari 2018 16:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
FPI menggeruduk kantor Facebook di Gedung Capital, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Mereka melayangkan protes karena akun FPI dan sejumlah anggotanya diblokir.
ADVERTISEMENT
Untuk tetap menjaga kelangsungan aktivitas mereka di media sosial, FPI akan berpindah ke media sosial lain. Jubir FPI Slamet Maarif menyebut, saat ini para anggota FPI sedang menguji akun media sosial baru tersebut.
"Ya ada wacana itu, teman-teman udah ada yang bikin akun, sedang dikembangkan, mudah mudahan ini banyak peminatnya, dan harus diuji juga, sedang dalam proses," ujar Slamet saat demo di depan gedung Capital, Jakarta Selatan, Jumat (12/1).
Slamet tidak menyebutkan apa nama platform media sosial tersebut. Menurutnya saat ini tim FPI di Bandung yang sedang mengurus hal ini.
"Saya lupa namanya (platform sosial media tersebut-red)," katanya.
Slamet mengakui selama ini media sosial yang paling sering digunakan FPI adalah Facebook. Oleh karena itu mereka protes ke Facebook atas pemblokiran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Iya sebagian besar pakai Facebook, makanya kita datang ke sini untuk mengingatkan Facebook, pemakai Fb itu kan umat mayoritas Islam, sehingga harus ada keadilan dong bagi umat Islam," katanya.
Slamet juga meminta agar Facebook menerapkan sikap yang sama kepada akun-akun yang dinilai memecah umat Islam.
"Yang bisa memecah belah umat Islam ya diblokir juga, jangan sepihak," tuturnya.
Slamet mencurigai keterlibatan pemerintah dalam pemblokiran tersebut. Sebab menurutnya pemblokiran akun-akun itu terjadi sejak rencana aksi 212 dilakukan.
"Kelihatannya ada sinyal rezim yang menginginkan itu karena kan pemblokiran terjadi sebelum acara besar kita. Pemblokiran yang besar itu pertama sebelum acara 212, penggembosannya lewat itu, diblokir semua. Itu ada hampir 40-an itu sebelum reuni," katanya.
ADVERTISEMENT
"Saya berpendapat ada sekelompok orang yang tidak suka bersatunya umat Islam di Indonesia, sehingga menyatunya umat itu dipangkas terlebih dahulu, itu yang bisa kita lihat," imbuhnya.