FPI Apresiasi Anies Cabut Penghargaan Colosseum: Semoga Istikamah

17 Desember 2019 11:09 WIB
comment
16
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Diskotek Colosseum Jakarta. Foto: Instagram/@colosseumjkt
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Diskotek Colosseum Jakarta. Foto: Instagram/@colosseumjkt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemprov DKI Jakarta akhirnya membatalkan dan mencabut penghargaan Adikarya Wisata untuk diskotek Colosseum. Sebab setelah ditelusuri, Colosseum sudah pernah ditegur karena adanya narkoba.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Front Pembela Islam (FPI) yang sempat memprotes penghargaan tersebut kini mengapresiasi kerja Pemprov DKI yang mengevaluasi penghargaan itu. Hal ini merupakan cerminan komitmen Pemprov DKI menjaga ibu kota berkepribadian.
"Alhamdulillah, tentu kita apresiasi langkah pencabutan tersebut. Artinya Pak Anies selaku gubernur mengakomodir aspirasi umat beragama untuk menjadikan ibu kota negara sebagai kota yang mencerminkan berkepribadian dalam budaya, berdaulat secara politik, dan berdikari secara ekonomi," ujar Sekretaris Umum DPP FPI Munarman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/12).
Mantan Jubir FPI Munarman diperiksa Polda Metro Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Dia berharap ke depan Anies akan selalu berdiskusi dengan ulama dalam memutuskan segala kebijakan di DKI sehingga tak bertentangan dengan nilai-nilai agama.
"Semoga Pak Anies tetap istikamah berada di jalan yang diridai Allah. Dan semoga tetap dalam barisan kaum nalar akal sehat dalam memimpin Jakarta," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Munarman juga meminta agar Anies tak hanya mementingkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan kemudian menghalalkan segala cara. Dia dengan keras meminta agar Anies juga tak kalah dengan tekanan para pengusaha hiburan malam.
Syaefullah di Balai Kota, Senin (16/12). Foto: Efira Tamara Thenu/kumparan
"Karena masih banyak potensi budaya atau pariwisata di DKI Jakarta yang bisa dikembangkan dari pada sekadar hiburan malam dan hura-hura. Jangan sekadar berorientasi PAD dan ekonomi, tidak ada gunanya PAD tinggi, tapi tidak berkah," kata Munarman.
"Berdaulat secara politik artinya, jangan takut tekanan para pengusaha maksiat berkedok hiburan malam. Hadapi saja mereka sebagai antek-antek setan yang coba menjerumuskan generasi muda Indonesia," lanjutnya.
Munarman berharap Pemprov DKI tak mempromosikan dan mendukung berkembangnya hiburan malam. Lantaran, menurutnya, itu hanya akan menumbuhkan karakter tak baik pada pemuda di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Maksudnya adalah agar budaya yang dikembangkan dan dipromosikan serta di-support adalah budaya yang antimaksiat dan antikemungkaran, bukan budaya yang hedonis yang penuh dengan kemaksiatan dan kemunkaran," ucapnya.