Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Frankfurt Book Fair Dukung Israel, Kemendikbud Batal Ikut Pameran
17 Oktober 2023 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia batal mengikuti Frankfurt Book Fair (FBF) atau Pameran/Festival Buku Frankfurt di Jerman pada 18-24 Oktober 2023 karena panitia memberi panggung lebih luas bagi Israel.
ADVERTISEMENT
Kemendikbud selama ini rutin memfasilitasi industri buku Indonesia berpameran di festival buku terbesar di dunia itu.
Sebelumnya, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) juga menegaskan batal mengikuti pameran itu.
Ikapi dan Kemendikbud — yang merupakan delegasi Indonesia — mundur dari Frankfurt Book Fair menyusul pernyataan dari pihak penyelenggara yang dinilai tidak adil karena hanya mendukung dan memberi panggung bagi Israel dan tidak memberi tempat bagi Palestina. Bahkan pemberian penghargaan kepada penulis Palestina, Adina Shilbi, ditunda dengan alasan karyanya antisemit.
"Iya, kami tidak membuka stand ataupun mengikuti agenda-agenda di Frankfurt Book Fair. Ini terkait sikap panitia FBF," kata Kepala Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Supriyatno, saat dihubungi kumparan, Selasa (17/10).
Sebelumnya, pekan lalu Kemendikbudristek mengumumkan mengirim perwakilan di pameran tersebut. Keterlibatan Kemendikbudristek ini bertujuan untuk mempromosikan buku-buku buatan Indonesia, menggali informasi tentang tren perbukuan dunia, mengikuti perkembangan teknologi perbukuan dunia, dan memperluas jaringan pelaku perbukuan dunia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kata Supriyatno, Kemedikbudristek tetap berkomitmen memfasilitasi para penerbit dan penulis di ajang internasional melalui forum-forum lainnya.
"Komitmen kami untuk fasilitasi penerbit atau penulis dan pelaku perbukuan tetap kami lakukan dalam rangka meningkatkan jejaring internasional melalui berbagai forum," ucapnya.
Mengutip situs Kemendikbud, Frankfurt Book Fair merupakan pameran perdagangan buku internasional dunia yang diadakan setiap tahun. Ajang ini mempertemukan para penerbit, agen hak cipta, dan distributor buku dari seluruh dunia untuk melakukan bisnis, memamerkan produk, dan menjalin kerja sama.
Pernyataan Ikapi
Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) juga membatalkan keikutsertaan pada Frankfurt Book Fair atau Pameran/Festival Buku Frankfurt, Jerman, menyusul pernyataan dari pihak penyelenggara yang mendukung Israel.
"Keputusan penyelenggara Festival Buku Frankfurt untuk hanya memihak dan memberi panggung Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian antarnegara," kata Ketua Ikapi, Arys Hilman, dalam pernyataan tertulis.
ADVERTISEMENT
Arys menjelaskan, pameran buku semestinya merupakan ajang dialog yang adil dan upaya membangun saling pengertian, dan buku juga berperan menyuarakan perdamaian serta penghapusan penindasan di muka bumi.
"Memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia," ucap Arys Hilman.
RI Selalu di Sisi Palestina
Lebih lanjut Arys menyebut, pernyataan penyelenggara Festival Buku Frankfurt yang memperluas panggung Israel dan membatalkan penghargaan bagi salah satu penulis Palestina, Adania Shibli, yang karyanya bercerita tentang seorang perempuan Palestina yang diperkosa tentara Israel pada tahun 1949, seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal di tanah Palestina.
"Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari tanah air sendiri dan hari-hari belakangan bahkan kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia seperti akses terhadap air, pangan, dan energi,” papar Arys.
Ia menegaskan, pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada pada sisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan takkan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri.
ADVERTISEMENT
"Ikapi sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestia dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, Ikapi menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina," tutur Arys.
Arys melanjutkan, rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi.
Selain itu, imbuh Arys, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah deklarasi Negara Palestina di Aljazair pada November 1988.
Sebelumnya, Ikapi dijadwalkan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mempromosikan budaya Indonesia pada khazanah buku dunia pada Festival Buku Frankfurt yang akan diselenggarakan pada 18-22 Oktober 2023 mendatang.
ADVERTISEMENT
"Sebagai organisasi, Ikapi telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Festival Buku Frankfurt 2023, urung hadir pada acara pembukaan, serta meniadakan sejumlah acara," demikian Arys Hilman.
Malaysia dan Negara Arab Mundur
Tak cuma Indonesia, negara yang pro pada kemedekaan Palestina, juga membatalkan keikutsertaan mereka di Frankfurt. Mereka antara lain dan Malaysia dan negara-negara Arab.