G7 Tekan Rusia Hentikan Perang di Ukraina dengan Batasi Harga Minyak

5 Desember 2022 11:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik penyulingan minyak Rosneft di kota Gubkinsky di Siberia barat, Rusia pada 2 Juni 2006. Foto: Delphine Thouvenot/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik penyulingan minyak Rosneft di kota Gubkinsky di Siberia barat, Rusia pada 2 Juni 2006. Foto: Delphine Thouvenot/AFP
ADVERTISEMENT
Group of 7 (G7) mulai memberlakukan batasan harga untuk minyak Rusia pada Senin (5/12). G7 yang dimotori Barat sedang berusaha membatasi kemampuan Rusia membiayai perangnya di Ukraina.
ADVERTISEMENT
G7 adalah kelompok ekonomi maju yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat (AS).
Uni Eropa juga diwakili dalam G7. Negara-negara anggota ini telah menyetujui batas harga senilai USD 60 (Rp 922 ribu) per barel untuk minyak mentah Rusia pada Jumat (2/12).
Perjanjian tersebut memungkinkan minyak Rusia dikirim ke negara pihak ketiga menggunakan lembaga kredit, perusahaan transportasi, serta kapal tanker G7 dan UE selama tidak melebihi batas harga.
Pelaku industri dan seorang pejabat AS pernah mengungkap celah dalam rencana ambisius G7 untuk mengekang pendapatan masa perang Rusia ini pada Oktober.
Mereka mengatakan, Rusia masih dapat mengakses cukup banyak kapal tanker. Sehingga, Kremlin bisa mengirimkan sebagian besar minyaknya melampaui jangkauan batas harga.
ADVERTISEMENT
Rusia merupakan pengekspor minyak terbesar kedua di dunia. Kremlin mengatakan, pihaknya tidak akan mematuhi batas harga tersebut bahkan bila harus memotong produksi.
Tangki minyak di dekat kota Usinsk, 1500 kilometer (930 mil) timur laut Moskow, Russia. Foto: Dmitry Lovetsky/AP Photo
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, menggambarkan langkah itu sebagai campur tangan yang bertentangan dengan aturan perdagangan bebas pada Minggu (4/12). Novak bertanggung jawab atas urusan minyak, gas, energi atom, dan batu bara Rusia.
"Kami sedang mengerjakan mekanisme untuk melarang penggunaan instrumen pembatasan harga, terlepas dari tingkat yang ditetapkan, karena gangguan semacam itu dapat membuat pasar semakin tidak stabil," jelas Novak, dikutip dari Reuters, Senin (5/12).
"Kami akan menjual minyak dan produk minyak bumi hanya ke negara-negara yang akan bekerja dengan kami di bawah kondisi pasar, bahkan bila kami harus sedikit mengurangi produksinya," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Rencana batas harga menarik kritik pula dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Dia mengatakan, dunia menunjukkan kelemahannya dengan menetapkan batas hanya pada level ini.
Menurut Zelensky, nilai batas harga tersebut tidak akan membantu banyak dalam menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.
"Anda tidak bisa menyebutnya keputusan serius untuk menetapkan batas seperti ini untuk harga Rusia, yang cukup nyaman untuk anggaran negara teroris," tegas Zelensky.
Suasana di ibu kota Ukraina, Kiev saat tanpa listrik akibat serangan Rusia, Senin (31/10/2022). Foto: Sergei Supinsky/AFP
Sejak awal invasi pada 24 Februari, AS dan sekutunya telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia. Pihaknya turut menyalurkan bantuan miliaran dolar bagi pemerintah Ukraina.
Walau begitu, agresi tersebut tidak kunjung menemui akhirnya. Rusia lalu menggempur infrastruktur listrik sejak awal Oktober.
Akibatnya, Ukraina menghadapi pemadaman listrik. Jutaan orang pun kehilangan akses ke pemanas seiring suhu kian menurun.
ADVERTISEMENT
Pemasok listrik terbesar Ukraina, DTEK, mengabarkan pemadaman akan terjadi di tiga wilayah di selatan dan timur Ukraina. Wilayah-wilayah itu adalah Odessa, Donetsk, dan Dnipropetrovsk.
Zelensky lantas mengimbau warga untuk bersabar dan bertahan dalam menghadapi kerasnya musim dingin pada Minggu (4/12).
"Untuk melewati musim dingin ini, kita harus lebih tangguh dan lebih bersatu dari sebelumnya," tutur Zelensky.
Dari medan perang, pasukan Ukraina mempertahankan posisi di sepanjang garis depan, termasuk di dekat Bakhmut.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan, pasukannya telah sukses melakukan operasi di Bakhmut dan memukul mundur serangan Ukraina di arah Donetsk. Rusia juga menembaki 25 pemukiman di sepanjang garis depan di selatan, termasuk Kherson dan Nikopol.
Kepala intelijen AS menjelaskan, tempo pertempuran sekarang sudah berkurang. Pasalnya, militer kedua belah pihak sedang memperbaiki dan memasok kebutuhan mereka. Pasukan Rusia maupun Ukraina tengah mempersiapkan serangan balasan setelah musim dingin.
ADVERTISEMENT