Gabon Gelar Referendum demi Menghancurkan Dinasti Politik

18 November 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas pemilu mulai menghitung surat suara referendum di tempat pemungutan suara di Libreville, Gabon, Sabtu (16/11/2024). Foto: NAO MUKADI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas pemilu mulai menghitung surat suara referendum di tempat pemungutan suara di Libreville, Gabon, Sabtu (16/11/2024). Foto: NAO MUKADI / AFP
ADVERTISEMENT
Warga Gabon menorehkan sejarah baru melalui referendum yang diselenggarakan pada Minggu (17/11). Hasil sementara menunjukkan 91,8 persen pemilih mendukung konstitusi baru yang digagas oleh junta militer, sekaligus menandai berakhirnya dinasti politik yang telah mendominasi negara tersebut selama puluhan tahun.
ADVERTISEMENT
Konstitusi baru ini membawa perubahan signifikan, termasuk pembatasan masa jabatan presiden hingga dua periode masing-masing tujuh tahun, penghapusan jabatan perdana menteri, dan larangan transfer kekuasaan secara turun-temurun atau dinasti politik.
Selain itu, hanya warga negara Gabon asli dengan setidaknya satu orang tua kelahiran Gabon yang berhak mencalonkan diri sebagai presiden.
Presiden transisi Gabon Brice Oligui Nguema. Foto: ludovic MARIN / AFP
Presiden transisi Gabon, Jenderal Brice Oligui Nguema, menyebut referendum ini sebagai “langkah maju yang besar” saat memberikan suaranya di Libreville.
"Semua warga Gabon datang untuk memberikan suara secara transparan," kata kepala junta kepada pers, seperti dikutip dari AFP.
Ia sebelumnya berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil setelah masa transisi selama dua tahun, meskipun spekulasi beredar bahwa ia berambisi mencalonkan diri pada pemilu 2025.
Petugas pemilu mulai menghitung surat suara referendum di tempat pemungutan suara di Libreville, Gabon, Sabtu (16/11/2024). Foto: NAO MUKADI / AFP
Namun, kritik bermunculan. Sejumlah pihak menyebut konstitusi ini sebagai alat untuk memperkuat kekuasaan junta militer.
ADVERTISEMENT
“Kami menciptakan seorang diktator yang merancang konstitusi untuk dirinya sendiri,” ujar pengacara Marlene Fabienne Essola Efountame, salah satu penentang perubahan ini.

Partisipasi dan Dukungan Publik

Sebanyak 53,54 persen dari 860 ribu pemilih terdaftar memberikan suara mereka. Meski lebih rendah dari laporan awal sebesar 71 persen, suasana pemilu berlangsung damai tanpa insiden serius di 2.835 tempat pemungutan suara.
Sebuah survei Afrobarometer yang dirilis sebelumnya menunjukkan 87 persen warga percaya negara ini sedang menuju ke arah yang benar di bawah junta militer.
Oligui sendiri memperoleh kepercayaan besar dari 46 persen responden, menjadikannya kandidat kuat jika pemilu digelar saat ini.

Mengakhiri Era Bongo

Mantan Presiden Gabon Ali Bongo Ondimba. Foto: SIMON MAINA / AFP
Konstitusi baru ini sekaligus mengakhiri pengaruh dinasti Bongo yang telah memimpin Gabon selama lebih dari lima dekade.
ADVERTISEMENT
Presiden sebelumnya yang digulingkan melalui kudeta pada Agustus 2023, Ali Bongo Ondimba, menjabat selama 14 tahun menggantikan ayahnya, Omar Bongo, yang memerintah selama 41 tahun.
Rezim Bongo dituduh melakukan korupsi dan salah urus negara. Tingginya ekspektasi publik menjadi tantangan besar bagi junta militer untuk membuktikan perubahan nyata bagi rakyat Gabon.