Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dirilis sejumlah lembaga survei, Hanura menjadi salah satu partai yang tidak lolos ambang batas parlemen. Peneliti CSIS Arya Fernandes menilai, ada beberapa faktor Hanura terpental, mulai dari konflik internal partai hingga migrasi para kader partai.
ADVERTISEMENT
"Hanura diperkirakan akan terlempar dari Senayan karena beberapa hal, konflik internal yang membuat partai sulit dalam melakukan konsolidasi, kedua adalah migrasi para caleg dan kader mereka ke partai lain," kata Arya kepada kumparan, Kamis (18/4).
Di masa kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO), internal Hanura memang sempat bergejolak. Beberapa pengurus pusat, termasuk Sarifuddin Sudding, dipecat dari jabatannya dan memicu dualisme kepengurusan.
Menanggapi hal itu, Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir menjelaskan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil real count. Namun, jika ternyata mereka harus terpental dari Senayan, Inas mengaku ikhlas.
"Ya, kita kan nanti tunggu real count. Tapi kalau memang real count enggak lolos, kita berarti kan belum tentu kiamat kan," kata Inas.
ADVERTISEMENT
"Pileg kan bukan cuma sekarang, lima tahun yang akan datang juga ada pileg. Begitu juga kan kita di daerah, bukannya tidak ada yang lolos. Di daerah kan kita ada DPRD-DPRD," imbuhnya.
Inas pun mengakui, konflik internal yang terjadi selama ini menjadi salah satu faktor penyebab gagalnya Hanura. Untuk itu, ke depan mereka akan berusaha mengevaluasinya agar lebih baik.
"Karena masalah pertikaian Hanura satu tahun lalu. Kubu-kubuan. Itu salah satu penyebabnya. Kita nanti partai akan mempersiapkan jauh lebih baik menata ulang kembali partai untuk bisa sampai di pileg akan datang, " tandasnya.
Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, Partai Hanura hanya mampu meraih suara sekitar 1,7 persen saja alias tak bisa menembus ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Padahal, pada Pileg 2014 lalu, Hanura berhasil mendapatkan suara 5,26 persen.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini