Gagasan Rumah di Atas Pasar Tradisional Muncul di Debat Pilwalkot Yogya

8 November 2024 23:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana debat publik pertama Pilwalkot Yogyakarta di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat (8/11) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana debat publik pertama Pilwalkot Yogyakarta di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat (8/11) malam. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga tanah dan rumah yang makin tak terbeli jadi salah satu pembahasan dalam debat publik pertama Pilwalkot Yogyakarta yang digelar di Hotel Tara Yogyakarta, Jumat (8/11) malam.
ADVERTISEMENT
Cawawalkot nomor urut 2 Wawan Harmawan bertanya soal program pengadaan perumahan murah untuk anak muda yang dicetuskan paslon nomor urut 1 adalah Heroe Poerwadi-Sri Widya Supena.
"Dengan kondisi UMR kita yang cukup rendah dan lahan yang terbatas bagaiamana merealisasikan itu?" tanya Wawan.
Cawalkot nomor urut 1, Heroe, menjawab pihaknya akan bekerjasama dengan pemerintah pusat, Pemda DIY, Kraton Yogyakarta, dan swasta untuk merealisasikan program hunian di Yogyakarta.
"Di mana kita bisa buka, satu yang sekarang bisa dilakukan adalah memang kita akan memanfaatkan tanah-tanah yang kemungkinan masih bisa kita kembangkan dari Sultan Ground yang mungkin bisa kita untuk kerjasamakan dengan kraton untuk kemudian naik menjadi rumah hunian bersama di beberapa tempat," kata Heroe.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Heroe mengatakan apabila melibatkan swasta dan pemerintah pusat, bisa dilakukan pembangunan hunian di atas pasar.
"Misalnya yang pernah kita gagas tapi belum terlaksana itu misalnya Pasar Demangan. Pasar Demangan adalah pasar tradisional yang di bawahnya masih tetap jalan tapi kalau kita bisa bangun itu di atasnya masih bisa kita kembangkan jadi hunian juga," katanya.
Lanjutnya program ini bisa juga dilakukan di pasar tradisional lainnya.
"Jadi pasar-pasar tradisional yang memungkinkan itu masih dimungkinkan untuk nanti di atasnya menjadi rumah hunian," katanya.
Jika tidak bisa dibiayai bersama pemerintah pusat dan kementerian, maka bisa dikerjasamakan dengan swasta.
Cawalkot nomor urut 2 Hasto Wardoyo mengatakan soal hunian ini perlu dilakukan inovasi baik itu gotong royong maupun dengan CSR dan peran mitra.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau kita menganggarkan anggaran dari pemerintah itu hampir-hampir pengalaman saya untuk mengcover kebutuhan rumah itu 30 persen dari kebutuhan itu sudah cukup tinggi dari pemerintah," kata Hasto.
Hasto mengatakan ide-ide untuk mencari sumber anggaran yang lain penting.
"Kemitraan dengan pengembang swasta penting sekali, hanya yang perlu disadari di Kota Yogya harga tanah kan cukup tinggi bagaiamana kita bisa menyediakan rumah, sementara harga tanahnya cukup tinggi?" jelasnya.
Ide Heroe membangun rumah di atas pasar juga dinilai Hasto menimbulkan kompleksitas.
Cawawalkot nomor urut 1 Sri Widya Supena mengatakan hunian vertikal adalah salah satu konsep untuk memenuhi kebutuhan hunian di Kota Yogya.
"Nanti mungkin di atas Pasar Demangan atau lahan-lahan yang Pemkot punya," kata Supena.
ADVERTISEMENT
Supena mengatakan ada 20 ribu warga KTP Kota Yogya yang tidak tinggal di Yogya karena harga tanah yang sangat mahal.