Ganjar Akan Temui Perusahaan yang Buang Limbah ke Sungai Bengawan Solo

26 November 2019 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Dok. Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Foto: Dok. Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
Aliran Sungai Bengawan Solo tercemar parah. Warnanya menjadi hitam pekat, berbusa, dan mengeluarkan bau busuk. Sungai terpanjang di Pulau Jawa itu tercemar limbah ciu, industri batik, hingga ternak babi.
ADVERTISEMENT
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pun akan memanggil perusahaan-perusahaan dan pihak-pihak yang diduga menghasilkan limbah pencemaran Sungai Bengawan Solo itu.
"Nah perusahaannya agar tidak nanti bikin orang marah, ya kita undang dulu. Itu namanya kan juga perlu dijaga. Kalo anda enggak sanggup, bilang dong tapi jangan buang sembarangan," kata Ganjar usai Munas APPSI di hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11).
Sungai Bengawan Solo. Foto: Wikimedia Commons.
Ganjar mengatakan, telah mengecek langsung Sungai Bengawan Solo dan pihaknya telah mengambil sampel dari air yang tercemar. Ia pun telah membentuk tim untuk menangani masalah ini.
"Ya sekarang udah dicek, sampelnya diambil. Kalo kita bicara pencemaran kan tidak boleh kita bicara kualitatif. Mungkin orang lihat 'ah tercemar, wah ini gimana tanggung jawab dan sebagainya'. Enggak (seperti itu), kita cek. Saya buat tim, dan sudah turun dan sudah melihat," terang Ganjar.
Air PDAM Solo tercemar miras ciu dari Sungai Bengawan Solo. Foto: Dok. Istimewa
Ganjar pun tengah menunggu perkembangan lebih lanjut dari timnya yang tengah meriset pencemaran Sungai Bengawan Solo.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan sekarang prosesnya bisa masuk ke apa, ke kesimpulan-kesimpulan pencemarannya dari bahan apa, tempatnya dimana dan sebagainya," jelasnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai Munas APPSI di hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11). Foto: Abyan Faisal/kumparan
Meski demikian, Ganjar tak bisa memastikan kapan hasil riset pencemaran Sungai Bengawan Solo itu diumumkan. Sebab, menurutnya, proses riset pencemaran Sungai Bengawan Solo membutuhkan peran banyak pihak.
"Jangan bilang kapan, kamu tuh sukanya kapan, proses tidak seringan seperti yang dipertanyakan, karena ada banyak stakeholder yang mesti ajak bicara dengan pendekatan yang lebih baik," tutup Ganjar.