Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng), telah melakukan swasembada beras untuk memenuhi kebutuhan beras daerahnya sendiri. Produksi padi Jateng mencapai 9,2 juta ton padi atau setara 5,4 juta ton beras. Surplus padi Jateng pun sebanyak 1,2 juta ton.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan swasembada beras itu juga membuat Jateng menjadi lumbung beras terbesar nasional, dengan memiliki lumbung beras terbesar di Kabupaten Sragen yang memiliki luas panen sebanyak 131,9 ribu hektare dan 805,8 ribu ton produksi gabah kering giling (GKG).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan, daerahnya memang kerap disebut sebagai lumbung padi nasional lantaran kondisi geografisnya yang bagus dan juga program-program serta komitmen peningkatan produktivitas petani yang dilakukan.
"Alhamdulillah petani kita hebat, teman-teman pendamping juga hebat, maka sampai hari ini Jawa Tengah selalu berada pada kondisi yang di atas rata-rata kebutuhannya, sehingga surplus terus," kata Ganjar, ditemui di Gedung Dikjur, Kota Semarang pada Sabtu (14/1).
Adapun sentra penghasil beras Jateng tersebar di beberapa wilayah, antara lain Sragen, Grobogan, Cilacap, Demak, Pati, Blora, Brebes, Pemalang dan Wonogiri.
ADVERTISEMENT
Hasil beras Jateng pun telah disuplai secara nasional, seperti ke DKI Jakarta, Maluku, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Wonogiri mampu menghasilkan beras organik yang telah diekspor ke luar negeri yaitu Amerika Serikat, Perancis, Italia, Singapura, dan Malaysia.
Sementara itu untuk Kabupaten Sragen, mampu memproduksi beras dengan kualitas premium yang pemasarannya sudah menembus pasar Arab Saudi.
"Dari sisi produktivitas, kebutuhan untuk menutupi Jawa Tengah sendiri sudah bisa sehingga kita bisa membagikan ke tempat-tempat lain. Banyak yang dikirim ke Jakarta, Kalimantan dan sebagainya," jelas Ganjar.
Berdasarkan hal tersebut, Ganjar pun tidak berhenti dan tetap berupaya meningkatkan produksi padi di Jateng.
Selain swasembada beras, Jateng juga memiliki program Peningkatan Indeks Pertanaman. Dengan program itu, luas panen di Jateng juga naik 1,79 persen dibanding tahun 2020. Mulanya hanya sekitar 1,67 juta hektare menjadi 1,70 juta hektare pada 2021 dan terus meningkat di tahun 2022.
ADVERTISEMENT
"Intensifikasinya juga mesti kita dorong agar kalau rata-rata kita 5,4 ton per hektar, padi maka mestinya naik lagi sehingga lumbung bisa terus kita dorong," ucap Ganjar.