Ganjar: Kekuasaan Punya Kecenderungan untuk Korup, Harus Dievaluasi

30 November 2023 13:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri Acara Persatuan Gereja Pantekosta Indonesia, di GBI MAWAR SARON Jakut. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri Acara Persatuan Gereja Pantekosta Indonesia, di GBI MAWAR SARON Jakut. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo berbicara terkait upaya dirinya mencegah munculnya pemerintahan korup saat dirinya menjabat sebagai Gubernur Jateng dua periode. Saat itu, Ganjar memakai tagline 'mbonten korupsi mboten ngapusi'.
ADVERTISEMENT
Politikus PDIP itu mengatakan, saat ini muncul anggapan setiap masalah bisa diatasi jika memiliki uang. Hal itulah, kata Ganjar, yang ingin dicegah agar tidak berlanjut.
"Pak, semua rumit, tanpa uang enggak jalan. Mau urus apa, amplopnya ada enggak. Maka adagium kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah itu menjadi kewajaran. Saya takut wajar, biasa, menjadi biasa, kemudian distempeli budaya. Loh kan bahaya ini. Bahaya ini. Budayawan protes, kita juga protes," kata Ganjar dalam diskusi dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (30/11).
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Foto: Shutter Stock
Karena itu, Ganjar menyebut pemerintah bersifat koruptif. Apalagi, dia menyebut banyak keluhan masyarakat terkait akses hidup yang sulit karena tak memiliki keistimewaan tertentu.
"Nah pada saat itulah bapak ibu, apakah menurut Anda pemerintah ini koruptif? Jawabannya, iya. Kalau saya tidak punya akses pejabat saya nggak bisa jadi PNS. Kalau saya tidak punya akses pada orang dalam saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Ini cerita-cerita yang muncul. Maka label berikutnya adalah tidak korupsi. Mboten korupsi. Maka jadilah essay, mboten korupsi, mboten ngapusi," sambung Ganjar.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo bersilaturahmi dengan ribuan kepala desa se-Jawa Timur di Grand City Convention Hall, Kota Surabaya, Minggu (16/7/2023). Foto: PDIP
Ganjar menilai, tuduhan terkait pemerintah koruptif sudah melekat. Karena itu, kata dia, pemimpin masa depan harus bertanya pada masyarakat, evaluasi proses demokrasi yang harus dilakukan bersama.
"Pada saat itu muncul juga anti KKN, rasanya itu yang paling berat sampai hari ini belum terlaksana, paling berat, sdn tuduhan tuduhannya selalu menempel lebih (...) sudah ngomong dari dulu, kekuasaan itu memang punya trend korup, kecenderungan untuk korup," kata dia.
"Nah di situlah kemudian dengan segala apa yang terjadi rasa-rasanya kita mesti lebih bijak melihat kondisi saat ini, meskipun sudah baik, tapi masih ada yang belum," tandas Ganjar.
ADVERTISEMENT