Ganjar Keluhkan Rumitnya Ambil Keputusan di ASEAN soal Laut China Selatan

7 Januari 2024 21:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo, mengeluhkan soal rumitnya pengambilan keputusan di ASEAN — khususnya mengenai sengketa Laut China Selatan (LCS), yang kode etiknya sampai saat ini belum disepakati.
ADVERTISEMENT
Sehubungan dengan rumitnya proses pengambilan keputusan penting semacam itulah, Ganjar pun menyerukan dilakukannya revitalisasi di dalam ASEAN.
Pandangan tersebut disampaikan Ganjar saat menjawab pertanyaan panelis mengenai upaya pengelolaan konflik di LCS, serta perumusan Code of Conduct (COC) yang sudah mandek selama puluhan tahun.
"Saya tahu persis pengambilan keputusan di ASEAN itu rumitnya minta ampun karena harus dengan konsensus. Maka kenapa banyak persoalan tidak selesai," papar Ganjar, dalam Debat Pilpres 2024 sesi ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/1).
Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyampaikan gagasannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Oleh karena itu, menurut Ganjar penting untuk meninjau kembali proses pengambilan keputusan di ASEAN khususnya mengenai COC yang masih tidak selesai meski sudah memasuki 20 tahun.
ADVERTISEMENT
"COC yang sudah lamanya minta ampun 20 tahun lebih tidak pernah selesai. Maka proses pengambilan keputusan di ASEAN itulah yang mesti kita review sehingga akan lebih cepat," tambahnya.
Adapun sebelum dikoreksi oleh calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan, Ganjar tidak menyebutkan kata 'ASEAN' dalam paparannya mengenai pengelolaan konflik di LCS.
Ganjar, dalam paparan awalnya, mengusulkan solusi peningkatan keamanan dan 'kesepakatan sementara' mengenai isu LCS. "Kenapa kesepakatan sementara mesti kita dorong dan kita inisiatif? Agar kita bisa mencegah sesuatu yang tidak kita inginkan," tegas Ganjar.
Sebuah kapal Penjaga Pantai China terlihat di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan. Foto: Erik De Castro/REUTERS
"Yang verikutnya bagaimana patroli bsia kita perkuat juga di wilayah Laut Cina Selatan. Maka kita butuh tanker-tanker terapung yang bisa dipakai untuk tentara-tentara, TNI AL kita untuk bisa berpatroli, sehingga logistiknya menjadi sangat murah," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Namun, paparan Ganjar kemudian dikritik oleh Anies ketika tiba waktunya memberikan tanggapan. "Jawaban Pak Ganjar tidak ada satu kata pun menyebut kata ASEAN. Padahal kata kuncinya di dalam menyelesaikan persoalan ini adalah ASEAN," kata Anies.