Ganjar: Kita Tidak Attacking Jokowi, Saya Hitam Katakan Hitam

1 Desember 2023 13:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam program Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam program Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo membantah dirinya menyerang Presiden Jokowi usai memberikan nilai 5 pada penegakan hukum di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan penilaian yang ia sampaikan berdasarkan fakta dan realita yang ada di lapangan setelah adanya keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kita tidak attacking [serang] kepada Pak Jokowi jangan salah lho, saya pernah menjadi tertuduh 'Mas Ganjar kok melawan Pak Jokowi?', enggak, saya menjawab pertanyaan. Dalam seluruh paparan saya tidak ada yang saya attack tapi ketika dinamika tanya jawab dan dilakukan lho saya harus menjawab dong. Dan jawaban salah adalah pada data pada fakta dan pada realita," kata Ganjar dalam wawancara di program Info A1 kumparan, Jumat (1/12).
Terkait posisi Mahfud MD sebagai Menko Polhukam, Ganjar menuturkan cawapresnya itu juga memiliki pandangan yang sama terkait kondisi penegakan hukum pasca putusan MK. Menurutnya, Mahfud tak tersinggung dengan nilai 5 yang ia berikan.
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam program Info A1 kumparan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Lho Pak Mahfud sendiri yang Menko Polhukam itu mengkritisi keputusan (MK) itu. Beliau hukum tata negara sudah mengatakan keras. Jadi Pak Mahfud tidak tersinggung karena kasus itu," kata dia.
ADVERTISEMENT
Ganjar kemudian mengatakan PDIP sudah mengalami pengalaman pahit sangat menghadapi orde baru. Ia menyebut hal itulah yang ingin dicegah agar tidak kembali lagi di masa depan bangsa.
"Memang ada karakter dari PDIP kami pernah sakit sekali ketika 27 Juli (peristiwa Kuda Tuli) sakit sekali kita disebut orba, sakit. Kita mengalami reformasi 98 Indonesia dibakar, ekonomi rontok, pemerintahan tumbang. Kita mengerti dan belajar setelah sakit Kuda Tuli (tahun) 96 kemudian 98 terjadi kemudian 99 pemilu kita menang," ucap dia.
"Kita menjaga arah itu dan kemudian naga-naganya lho kok mau terulang lagi enggak bisa dong. Maka karakter banteng itu kalau ketaton ngamuk bukan diam, bukan cengeng, bukan nangis," sambung Ganjar.
Saat memberikan penilaian 5 terhadap aspek penegakan hukum, Ganjar pun mengaku tak khawatir elektabilitasnya menurun. Sebab, sesuatu yang kurang baik memang harus disampaikan sesuai kenyataan.
ADVERTISEMENT
"Mas Ganjar nanti popularitasnya surut, tidak. Kalau ini putih katakan putih, kalau ini hitam katakan hitam. Jangan karena kemudian kita mau mengambil elektoral ini dikatakan hitam ini dibalik katakan putih maaf itu bukan saya," tutup eks Gubernur Jateng itu.