Ganjar Pranowo Cabut Izin Pabrik Semen Rembang

17 Januari 2017 3:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Petahana Ganjar Pranowo (Foto: Dok. Instagram @ganjar_pranowo)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Petahana Ganjar Pranowo (Foto: Dok. Instagram @ganjar_pranowo)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mencabut izin lingkungan PT Semen Indonesia di Kabupaten Rembang. Pencabutan itu sebagai tindak lanjut dari peninjauan kembali (PK) Mahkamah Agung.
ADVERTISEMENT
Pencabutan izin lingkungan itu tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Nomor 6601/4 Tahun 2017 tertanggal 16 Januari 2017 tentang Pencabutan Keputusan Gubernur Nomor 660.1/30 Tahun 2016 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Bahan Baku dan Pembangunan serta Pengoperasian Pabrik Semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.
"Menyatakan batal dan tidak berlaku, Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/17 Tahun 2012 tanggal 7 Juni 2012 sebagaimana telah diubah oleh Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 660.1/30 Tahun 2016 tanggal 9 November 2016 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Penambangan Bahan Baku Semen dan Pembangunan Serta Pengoperasian Pabrik Semen PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang," kata Ganjar saat konferensi pers di Wisma Perdamaian Semarang, Senin (16/1) malam, sebagaimana dilansir Antara.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan putusan MA, Ganjar juga memerintahkan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk untuk menyempurnakan dokumen adendum Amdal dan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL).
Unjuk rasa warga mengenai Pabrik Semen Rembang (Foto: ANTARA FOTO/R Rekotomo)
zoom-in-whitePerbesar
Unjuk rasa warga mengenai Pabrik Semen Rembang (Foto: ANTARA FOTO/R Rekotomo)
Selain itu, Komisi Penilai Amdal Provinsi Jateng diminta untuk melakukan proses penilaian dokumen adendum Amdal dan RKL-RPL yang saat ini sedang berlangsung untuk memenuhi Putusan Peninjauan Kembali Nomor 99 PK/TUN/2016 tanggal 5 Oktober 2016.
Ganjar mengungkapkan bahwa keputusan pencabutan izin lingkungan semen di Rembang ini disusun berdasarkan masukan tim kajian hukum. "Masukan dari tim ahli menyatakan bahwa dalam pertimbangan majelis hakim peninjauan kembali menyatakan dokumen amdal sebagai salah satu persyaratan penerbitan Keputusan Gubernur tersebut cacat prosedur," ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ganjar mengatakan keputusan yang dia ambil tersebut adalah bentuk kepatuhan terhadap keputusan majelis hakim. "Putusan hakim minta dicabut, ya sekarang saya cabut dan semua harus dihentikan, pengoperasian pabrik tunggu Semen Indonesia memenuhi putusan PK sehingga ada kewajiban memenuhi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Ganjar, tidak ada tenggat waktu pemenuhan syarat sesuai dengan yang diperintahkan majelis hakim. "Tergantung dari mereka (PT Semen Indonesia), semakin lama mereka tidak bisa memenuhi ya semakin rugi," ujar dia.
Anggota Komisi Penilai Amdal Dwi Sasongko menambahkan bahwa ada empat hal yang menjadi pertimbangan majelis hakim yakni, harus memperbaiki tata cara pertambangan, harus menjaga keberlangsungan sistem akuiver, harus ada solusi konkret untuk kebutuhan air bersih warga, dan harus ada solusi konkret untuk kebutuhan air pertanian.
"Empat hal yang menjadi pertimbangan majelis hakim yang diperintahkan untuk diperbaiki dalam dokumen, maka tugas dari pemrakarsa adalah mengakomodasi dalam dokumen yang diajukan kepada komisi," kata dia.
Menurut Dwi, Komisi Penilai Amdal saat ini sedang memproses penilaian adendum amdal yang masih berlangsung. PT Semen Indonesia wajib memenuhi semua ketentuan-ketentuan yang diperintahkan majelis hakim putusan PK.
ADVERTISEMENT
"Ketika dicabut maka izin lingkungan tidak berlaku, pemrakarsa tidak bisa lakukan kegiatan sampai dengan proses perbaikan untuk memenuhi perintah pengadilan, kemudian Gubernur menerbitkan izin lagi," ujar dia.