Ganjar: Saya Tetap Hormati Pak Jokowi, Mas Gibran

29 Oktober 2023 19:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi bersama Gubernur Jawa Tengah sekaligus Capres PDIP Ganjar Pranowo setibanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama Gubernur Jawa Tengah sekaligus Capres PDIP Ganjar Pranowo setibanya di Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bacapres dari PDIP Ganjar Pranowo mengaku tetap menghormati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.
ADVERTISEMENT
Gibran Rakabuming Raka yang dulunya kader PDIP, memilih jadi bacawapres Prabowo Subianto. Keputusan Gibran ini disebut memicu retaknya hubungan keluarga Jokowi dengan PDIP.
"Sampai detik ini, saya tetap menghormati Pak Jokowi, saya menghormati Mas Gibran," tegas Ganjar kepada wartawan di Ponpes Miftahul Ulum, Jakarta Selatan, Minggu (29/10).
Ganjar mengaku ada kesedihan karena PDIP ditinggal Jokowi. Namun ia tidak ingin larut.
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng! Bateng 'ketaton' itu langsung bergerak! Gitu. Jadi, kita tidak dalam romantisme kesedihan, tapi kita harus berjuang," tegasnya.
Bakal calon presiden Ganjar Pranowo berjabat tangan dengan pendukungnya pada acara Deklarasi Maluku Voor Ganjar di Jakarta, Minggu (29/10/2023). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebelumnya mengungkap PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
Hasto menjelaskan, saat para elite DPP PDIP bertemu dengan jajaran ranting hingga anak ranting, banyak yang tak percaya hal itu bisa terjadi. PDIP yang sudah memberi keistimewaan kepada Jokowi dan keluarganya, tapi malah ditinggalkan.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” jelas dia.