Ganjar Sebut Kritik ke Penguasa Perlu: Agar Peka dan Tidak Pekok

28 Januari 2024 20:04 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo hadir di kampanye akbar PDIP ini bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta' di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo hadir di kampanye akbar PDIP ini bertajuk 'Hajatan Rakyat Yogyakarta' di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, berorasi dalam kampanye PDIP yang bertajuk "Hajatan Rakyat" di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1).
ADVERTISEMENT
Dalam orasinya itu, Ganjar bercerita soal pengalamannya menonton pementasan drama teatrikal berjudul "Musuh Bebuyutan" karya Butet Kartaredjasa di Taman Budaya Yogyakarta beberapa waktu lalu.
"Kami nonton dan ternyata emang nyebelin karena isinya kritik tok," ujar Ganjar dalam orasinya.
Namun, menurut Ganjar, justru kritik-kritik seperti itulah yang diperlukan untuk mengingatkan para penguasa. Sehingga, penguasa akan menjadi lebih peka lagi.
"Agar penguasa bisa mengasah rasa sehingga menjadi peka dan akhirnya tidak pekok (bodoh)," kata Ganjar.
Ganjar juga menilai seni budaya sangat membantu untuk meningkatkan kepekaan seseorang. Ia juga menyinggung soal pementasan Butet yang sempat dilarang digelar dan harus pindah.
"Undangan-undangan manggung [Mas Butet] di-review, boleh manggung tapi nggak boleh ngomong politik, maka panggungnya dipindah ke Yogya," tutup Ganjar.
ADVERTISEMENT