Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Ganjar Sebut Kritik ke Penguasa Perlu: Agar Peka dan Tidak Pekok
28 Januari 2024 20:04 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, berorasi dalam kampanye PDIP yang bertajuk "Hajatan Rakyat" di Alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY, Minggu (28/1).
ADVERTISEMENT
Dalam orasinya itu, Ganjar bercerita soal pengalamannya menonton pementasan drama teatrikal berjudul "Musuh Bebuyutan" karya Butet Kartaredjasa di Taman Budaya Yogyakarta beberapa waktu lalu.
"Kami nonton dan ternyata emang nyebelin karena isinya kritik tok," ujar Ganjar dalam orasinya.
Namun, menurut Ganjar, justru kritik-kritik seperti itulah yang diperlukan untuk mengingatkan para penguasa. Sehingga, penguasa akan menjadi lebih peka lagi.
"Agar penguasa bisa mengasah rasa sehingga menjadi peka dan akhirnya tidak pekok (bodoh)," kata Ganjar.
Ganjar juga menilai seni budaya sangat membantu untuk meningkatkan kepekaan seseorang. Ia juga menyinggung soal pementasan Butet yang sempat dilarang digelar dan harus pindah.
"Undangan-undangan manggung [Mas Butet] di-review, boleh manggung tapi nggak boleh ngomong politik, maka panggungnya dipindah ke Yogya," tutup Ganjar.
ADVERTISEMENT