Ganjar soal Guru Anosmia di Pekalongan Ngajar Demi Tunjangan: Itu Konyol

8 Juni 2021 20:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pengecekan penanganan Covid-19 di RSUD Dr Loekmono Hadi, Kudus, Senin (31/5). Foto: Pemprov Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melakukan pengecekan penanganan Covid-19 di RSUD Dr Loekmono Hadi, Kudus, Senin (31/5). Foto: Pemprov Jateng
ADVERTISEMENT
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo buka suara terkait munculnya klaster guru dan tenaga pendidik di SMAN 4 Kota Pekalongan.
ADVERTISEMENT
Klaster yang menginfeksi 37 orang guru dan tenaga pendidik itu, bermula dari salah seorang guru yang mengalami gejala kehilangan penciuman atau anosmia.
Namun guru tetap nekat berangkat ke sekolah lantaran takut tunjangan profesinya dipotong. Sekolah di Pekalongan masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) alias online. Namun, guru-guru datang ke sekolah untuk mengajar dari sana.
"Kalau yang begitu-begitu kita enggak boleh konyol lah. Aparatur Sipil Negara (ASN) enggak boleh konyol seperti itu lah, jangan hanya karena takut tunjangan dipotong atau karena hal material lainnya lalu seperti itu. Ya jagan lah," ujar Ganjar saat ditemui di rumah dinasnya, Selasa (8/6) malam.
Menurut dia, sudah seharusnya guru tersebut melaporkan diri ke atasannya, terkait kondisinya itu. Agar tidak terjadi penularan virus corona di lingkungan kerjanya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kaya gitu bisa lapor ke pimpinan, guru kan ada dinas, ada cabang. Kan bisa disampaikan di sana," jelas dia
Disinggung apakah ada sanski yang bakal diberikan kepada guru yang nekat itu, Ganjar mengaku belum terpikirkan.
"Gini kita akan sulit memberikan sanksi kecuali kalau sengaja misalnya enggak pakai masker tiap hari, atau nekat mudik padahal itu dilarang. Itu baru bisa kita kenai sanksi kalau ini kita tidak tahu dia ketularan darimana," imbuhnya.
Menurut Ganjar, saat ini yang terpenting sekolah tersebut telah ditutup untuk sementara waktu. Pihaknya juga telah melakukan tracing terhadap kontak erat dari klaster tersebut.
"Yang penting sekarang sekolah ditutup, tidak ada aktivitas lagi. Kita sudah melakukan tracing kemarin dan ternyata penularannya dari klaster keluarga bukan dari sekolah," kata Ganjar.
ADVERTISEMENT