Ganjar soal Muncul Gerakan Coblos 3 Paslon: Jakarta Agak Lain

9 September 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP PDIP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ganjar Pranowo di UGM, Kamis (29/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PDIP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ganjar Pranowo di UGM, Kamis (29/8/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo menanggapi munculnya gerakan coblos 3 paslon di Pilgub Jakarta 2024. Ganjar memaklumi jika gerakan ini bisa muncul di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Eks capres PDIP di Pilpres 2024 ini menyebut, gerakan ini muncul akibat keresahan masyarakat.
"Selalu ada respons-respons masyarakat ketika sesuatu akan dirasa tidak adil buat mereka. Kecerdasan masyarakat muncul," kata Ganjar di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (9/9).
"Jakarta saya kira kelompoknya agak berbeda, agak lain dengan daerah lain," tambah dia.
Eks Gubernur Jateng ini ditanya mengapa Jakarta disebut agak lain. Ia menjelaskan, ada berbagai faktor yang memicu Jakarta berbeda dengan daerah lain.
"Ya, ekonominya lebih bagus kan di Jakarta masyarakatnya. Terlalu terdidik, tidak terlalu banyak," jelas Ganjar.
"Maka kalau kita melihat dari kapasitas masyarakatnya secara persentase, dia jadi lebih baik. Maka dia punya otoritas untuk bisa menentukan. Jadi, peluang-peluang itu akan muncul," tambah dia.
Kolase Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana. Foto: kumparan
Ganjar meyakini, dampak dari gerakan ini akan menjadi motivasi bagi tiga paslon yang akan bertarung di Jakarta, yakni Pramono-Rano, RK-Suswono, dan Dharma-Kun.
ADVERTISEMENT
"Maka kandidat yang ada hari ini rasanya dia akan tertantang nanti untuk mengajar mereka memilih dan kemudian menentukan mana yang menurut mereka paling baik," kata Ganjar.
"Tentu ada background sejarahnya, bagaimana relasi politik, sehingga terjadi situasi seperti ini. Toh, PDI Perjuangan kan awalnya enggak bisa nyalon, begitu ada keputusan MK, kemudian bergairah. Masyarakat bergairah. Maka mereka merasakan rasa keadilan dan rasa politik dalam Pilkada ini," tutur Ganjar.