Ganjar soal PDIP Sedih Ditinggal Jokowi: Banteng Tidak Cengeng!

29 Oktober 2023 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
Megawati diapit Jokowi dan Ganjar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4/2023). Foto: Monang/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Megawati diapit Jokowi dan Ganjar di Istana Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4/2023). Foto: Monang/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bacapres dari PDIP Ganjar Pranowo menanggapi situasi PDIP yang saat ini dilanda kesedihan. PDIP sedih karena ditinggalkan oleh Presiden Jokowi dan keluarga.
ADVERTISEMENT
Ganjar tak menampik, seluruh jajaran PDIP merasakan kesedihan. Namun, ia tidak ingin larut dalam kesedihan.
"Kesedihan itu pasti ada, tapi kita enggak akan cengeng, banteng enggak cengeng!," kata Ganjar di Mifahul Ulum, Jakarta, Minggu (29/10).
"Bateng ketaton itu langsung bergerak! Gitu," tambah dia.
Eks Gubernur Jateng ini menegaskan, PDIP tidak larut dalam romantisme kesedihan, PDIP harus berjuang.
"PDI Perjuangan itu waktu PDI juga dihajar habis-habisan dibakar itu, bahkan ada yang mati kok, jangan lupa dengan kudatuli lho ya, dan kita fight terus, kita enggak cengeng dengan segala yang terjadi," ucap Ganjar.
Lebih jauh, Ganjar mengatakan dirinya hingga saat ini masih tetap menghormati Jokowi. Termasuk Gibran.
"Sampai detik ini saya tetap menghormati Pak Jokowi saya menghormati Mas Gibran sebagai pilihan politik," tutup dia.
Presiden Jokowi hadiri Rakernas IV PDIP. Foto: Dok. Agus Suparto
Sebelumnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI Perjuangan saat ini dalam suasana sedih, luka hati yang perih, dan berpasrah pada Tuhan dan Rakyat Indonesia atas apa yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
Hasto menjelaskan, saat para elite DPP PDIP bertemu dengan jajaran ranting hingga anak ranting, banyak yang tak percaya hal itu bisa terjadi. PDIP yang sudah memberi keistimewaan kepada Jokowi dan keluarganya, tapi malah ditinggalkan.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” jelas dia.