Gara-gara Kesalahan Bawahan, Presiden Vietnam Mengundurkan Diri

17 Januari 2023 18:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
Mantan Perdana Menteri dan Presiden Vietnam yang baru terpilih Nguyen Xuan Phuc mengambil sumpah di Majelis Nasional Hanoi, Vietnam.
 Foto: STR/Vietnam News Agency/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri dan Presiden Vietnam yang baru terpilih Nguyen Xuan Phuc mengambil sumpah di Majelis Nasional Hanoi, Vietnam. Foto: STR/Vietnam News Agency/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc mengundurkan diri pada Selasa (17/1). Keputusan ini diambil usai Partai Komunis menyalahkan Nguyen atas pelanggaran dan kesalahan yang dibuat pejabat di bawahnya, ketika dirinya menjabat sebagai Perdana Menteri.
ADVERTISEMENT
Nguyen menjabat sebagai Perdana Menteri dari 2016 sampai 2021. Usai menjalankan tugas kepala pemerintahan Nguyen terpilih sebagai Presiden dengan masa waktu jabatan kurang dari dua tahun.
Di Vietnam jabatan Presiden hanya memegang tugas seremonial. Namun, ia adalah salah dari empat pilar kekuasaan di Vietnam yang terdiri dari Sekretaris Jenderal Partai, Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen.
Kabar mengenai pengunduran diri Nguyen disampaikan Komite Sentral, yang merupakan badan paling berkuasa di Partai Komunis pada Selasa (17/1). Tidak dijelaskan dengan jelas kesalahan apa yang dibuat bawahan Nguyen. Meski demikian diduga kesalahan terkait dugaan korupsi.
"Kami sepenuhnya sangat memperhatikan tanggung jawab dia di hadapan partai dan rakyat, dia mengajukan permohonan pengunduran diri dari tugas, pekerjaannya dan pensiun," ucap pernyataan Komite Sentral seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Kantor Kepresidenan Vietnam belum berkomentar tentang pengunduran diri Nguyen. Calon penggantinya pun masih samar.
Sebelum mundur selama sepekan terakhir kabar pengunduran diri Nguyen kencang berembus. Sebab, pada awal Januari dua deputi perdana menteri yang menjabat saat dia bertugas dipecat.
Pemecatan berlangsung ketika Partai Komunis memperkuat upaya pemberantasan korupsi.
Dengan pengunduran diri Nguyen maka karier politiknya untuk menduduki posisi Sekjen Partai Komunis tertutup. Sekjen Partai adalah jabatan paling bergengsi di Negeri Paman Ho.
Kendati akhirnya mundur, semasa menjadi PM Nguyen dikenal sebagai PM pro-bisnis. Ia berjasa mempercepat pertumbuhan ekonomi Vietnam.
Di bawah pemerintahannya pula Vietnam menjalin perjanjian dagang dengan Uni Eropa dan dua kekuatan besar di Pasifik Jepang dan Australia.