Gas Sarin Pembunuh Rakyat Suriah: 10 Menit Menuju Maut

6 April 2017 8:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: AP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: AP)
Suriah terus dirundung duka. Seakan berondongan peluru tak cukup, gas beracun mengambang di udara, terhidup rakyat negeri itu dan meracuni mereka. Tak butuh waktu lama untuk melihat mayat bergelimpangan, termasuk anak-anak tak berdosa.
ADVERTISEMENT
Kematian dan lara begitu akrab dan dekat warga Suriah.
Serangan gas kimia dilancarkan di Suriah pada Selasa pagi (4/4), menewaskan ratusan orang yang mungkin baru hendak memulai hari. Gas beracun tersebut dijatuhkan oleh sebuah pesawat yang melintas di langit Suriah.
Gas maut tersebut, setelah diidentifikasi, merupakan gas sarin yang dikategorikan sebagai racun syaraf atau nerve agent.
Senjata kimia sesunguhnya telah dilarang dan dimusnahkan oleh PBB sejak awal 1990. Namun meski 90 persen dari senjata kimia dunia telah dihancurkan, masih ada 17 negara yang memiliki senjata tersebut di gudang mereka.
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis.. (Foto: AP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis.. (Foto: AP)
Laporan Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan, sarin merupakan racun syaraf yang mengandung senyawa organophosphorus. Senyawa itu hanya ditemukan dalam racun sanin, sementara gas beracun lain seperti klorin dan mustard yang pernah digunakan sebelumnya, tidak mengandung organophosphorus.
ADVERTISEMENT
Sarin mirip dengan insektisida, baik dari segi kandungan maupun cara kerjanya yang mematikan. Bedanya, racun sarin memiliki dampak kematian lebih tinggi dibandingkan dengan insektisida.
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
Racun sarin bukan senyawa yang secara alamiah terbentuk di alam. Racun ini murni buatan manusia.
Pada awalnya, sarin dikembangkan sebagai pestisida di Jerman pada tahun 1938. Namun setelah diketahui dampaknya begitu kuat, sarin mulai disalahgunakan sebagai senjata kimia saat Perang Dunia II.
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: AP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: AP)
Racun sarin dapat diserap kulit dan paru-paru dengan cepat. Lebih mengerikan lagi, racun ini dapat bercampur dengan air secara sempurna.
Karena mudah bercampur dengan air dan udara, sarin tidak berbau dan tidak mudah terdeteksi. Sarin juga tidak berasa, sehingga mereka yang menghirup atau menyecapnya tidak akan merasakan hal aneh. Racun sarin dengan mudah diserap oleh kulit dan paru-paru.
ADVERTISEMENT
Pada beberapa kondisi, racun sarin tak langsung membunuh. Namun bila dosis yang digunakan sangat tinggi, kematian sejekap menghampiri.
Setelah terpapar sarin, korban akan mengalami rasa sakit dan penderitaan berkepanjangan. Bila cukup beruntung, korban dapat diselamatkan. Bila tidak, ia akan dijemput maut dalam hitungan menit.
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis. (Foto: AP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis. (Foto: AP)
Sarin yang masuk kategori racun syaraf akan mengganggu sistem kerja neurotransmitter --syaraf untuk berkomunikasi dan bertindak. Sarin mengganggu frekuensi syaraf yang berfungsi mengangkut, memproses pesan (respons), dan menghindarkan neurotransmitter dari proses penghancuran sebelum pesan dapat disampaikan dengan tuntas.
Bila tidak dihancurkan, maka neurotransmitter akan mengirimkan pesan dan respon yang berulang terhadap tubuh manusia tersebut --lagi dan lagi.
Jika seseorang terpapar sarin, hanya dalam hitungan detik, racun sarin akan menghalangi kontrol otot halus --lapisan jaringan yang berfungsi mengontrol kerja perut, usus, dan kandung kemih agar bekerja dengan baik.
ADVERTISEMENT
Bila kerja otot halus terganggu, maka sekresi (pengeluaran hasil kelenjar) jadi tidak terkontrol dan akan terjadi berulang-ulang. Akibatnya, mata akan berair terus-menerus, liur mengalir terus-menerus, disusul muntahan dari mulut karena usus dan kandung kemih tidak berfungsi dengan baik.
Pada korban yang terpapar sarin dengan dosis terlampau tinggi, ia akan mengalami kejang-kejang hebat, lalu lumpuh, hingga akhirnya meninggal.
Kerja sarin begitu cepat: hanya butuh kurang dari 10 menit untuk membunuh korban.
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
Serangan gas sarin kemarin, bukan yang kali pertama terjadi di Suriah. Pada 2013, serangan roket berisi racun sarin juga dilancarkan militer Suriah ke 12 daerah suburban Damaskus.
Serangan itu membunuh setidaknya 1.429 warga, dengan 426 di antaranya adalah anak-anak. Gas kimia tersebut juga melukai setidaknya 2.200 warga.
ADVERTISEMENT
Tentara Iraq. (Foto: Reuters/Goran Tomasevic)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Iraq. (Foto: Reuters/Goran Tomasevic)
Suriah bukan satu-satunya negara yang pernah merasakan serangan racun sarin. Tahun 2004, Irak pernah diserang dengan sarin oleh teroris Islam. Serangan ini sebetulnya ditargetkan kepada prajurit Amerika Serikat yang tengah berjaga di area Bandara Baghdad. Dua prajurit AS tewas dalam serangan ini.
Selain negara Timur Tengah, Jepang juga pernah diserang dengan racun sarin pada tahun 1994 dan 1995. Serangan itu dilakukan oleh pengikut aliran Aum Shinrikyo, tokoh yang menyatakan dirinya sebagai Kristus.
Mereka melancarkan teror sarin tengah malam pada 28 Juni 1994 di kota Matsumoto. Tujuh orang tewas dan 270 terdampak serangan tersebut.
Pengikut Aum Shinrikyo tak cuka sekali itu beraksi. Mereka kembali melancarkan teror sarin pada 20 Maret 1995. Serangan dilakukan di stasiun kereta bawah tanah Tokyo. Gas dilepas di dalam gerbong kereta, membunuh 12 orang dan melukai 5.511 orang.
ADVERTISEMENT
Bahaya besar dari sarin tak bisa dibiarkan begitu saja. Sepatutnya dunia bertindak tegas terhadap pengguna Sarin.
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis. (Foto: AP)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia sedang ditangani tim medis. (Foto: AP)