Gede Pasek Akan Serahkan Jabatan Ketum Partai Kebangkitan Nusantara ke Anas

12 Mei 2023 10:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anas Urbaningrum di rumah duka M Taufik, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anas Urbaningrum di rumah duka M Taufik, Jakarta Timur, Kamis (4/5/2023). Foto: Haya Syahira/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gede Pasek Suardika berencana untuk menyerahkan jabatan Ketum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) kepada Anas Urbaningrum. Pasek menuturkan keputusan itu sudah diambil dengan ketulusan hati.
ADVERTISEMENT
"Dengan ketulusan hati, dengan keikhlasan jiwa Saya telah bersiap menyerahkan jabatan ketua umum PKN kepada Mas Anas," kata Pasek kepada wartawan, Jumat (12/5).
Pasek menuturkan keputusannya melepaskan jabatan ketum, diharapkan dapat meloloskan target PKN di 2024 jika dipimpin sosok politisi berdarah dingin seperti Anas.
"Etape pertama lolos Kumham, etape kedua lolos KPU, dan kini etape ketiga setengah jalan masih saya. Nanti setelah Mas Anas bebas murni menjalani CMB (Cuti Menjelang Bebas) akan saya serahkan jabatan ketua umum saya kepada beliau. Sekarang saya masih tuntaskan secara maksimal, " ucapnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) I Gede Pasek Suardika (kanan) bersama sejumlah pengurus partai menyanyikan mars partai saat Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (2/8/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Pasek menambahkan dirinya juga sudah bertemu 4 mata Anas dan sudah meminta langsung kesediaan memimpin PKN.
"Saya sudah bertemu, dan nanti dalam waktu dekat usai urusan pencalegan, saya juga akan ajak semua Kapimda bertemu langsung secara khusus dan pertengahan Juli nanti segera dilakukan peralihan," katanya.
ADVERTISEMENT
Gede mengatakan kemungkinan penyerahan posisi ketum akan berlangsung pertengahan Juli mendatang. Setelah itu, kata dia, PKN akan mengusung konsep kepemimpinan dwitunggal.
"Kami akan membuat konsep dwitunggal sebagai bentuk value politik yang mengedepankan persahabatan, perjuangan bersama, dan jauh dari nuansa rebutan-rebutan kekuasaan di internal," ucapnya.
"Saya ingin membangun kultur politik bahwa dalam politik bukan haus jabatan yang harus ditampilkan, tetapi bagaimana mengatur formasi agar ide dan gagasan bisa berjalan dengan maksimal. Sebab politik itu kontestasi ide gagasan kebangsaan, " lanjut Pasek.
Setelah melepas jabatan ketum, Pasek tak mementingkan jabatan di PKN. Ia mengibaratkan PKN seperti istana negara di IKN
"Yang pasti posisinya mengawal agar Mas AU bisa maksimal memimpin PKN ke depannya," tutur eks anggota DPR itu.
ADVERTISEMENT
"Arsiteknya orang Bali yaitu Seniman Nyoman Nuartha, tetapi yang memimpin dan mengelola adalah Presiden Jokowi. Ya PKN arsiteknya saya, yang kemudian memimpin mengelola Mas Anas. PKN dan IKN kan beda tipis karena sama-sama Nusantara, " tutup dia.