Gedung Bank BJB, Saksi Bisu Pemuda Bandung Mempertahankan Kemerdekaan

13 Agustus 2018 14:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Gedung Bank BJB Cabang Utama Bandung (Foto: Bank BJB)
zoom-in-whitePerbesar
com-Gedung Bank BJB Cabang Utama Bandung (Foto: Bank BJB)
ADVERTISEMENT
Gedung Bank BJB Cabang Utama Bandung ini sebetulnya tidak terlihat istimewa. Meski begitu, gedung yang dulu bernama De Eerste Nederlandsch Indische Spaarkas (Denis) tersebut ternyata merekam jejak perjuangan pemuda Bandung untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut membuat gedung hasil karya arsitek Albert Frederik Aalbers itu sangat bersejarah bagi Indonesia karena memiliki peran krusial dalam perjalanan memperjuangkan kemerdekaan.
Cerita itu adalah tentang perobekan bendera triwarna Belanda di depan Gedung Denis. Namun, dokumentasi dan literatur mengenai perjalanan sejarah gedung Denis sangat minim sehingga fakta sejarah ini cukup terlupakan.
Sampai akhirnya, dua wartawan bernama Enton Supriyatna dan Efrie Christianto merilis buku berjudul Merah Putih di Gedung Denis: Catatan Tercecer di Awal Kemerdekaan, dan menceritakan kembali kisah penting Gedung Denis dalam rangkaian sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
com-Sejarah Perjuangan di Gedung Bank BJB (Foto: Bank BJB)
zoom-in-whitePerbesar
com-Sejarah Perjuangan di Gedung Bank BJB (Foto: Bank BJB)
Untuk mengenang perjuangan di Gedung Denis, dua tahun lalu Bank BJB pernah menggelar pertunjukan drama teater tentang kisah heroik perobekan bendera triwarna. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk pendidikan kepada generasi penerus atas sejarah dan nilai luhur.
ADVERTISEMENT
"Mengetahui arti sejarah di Tanah Air merupakan salah satu bentuk pendidikan bagi generasi muda. Kami memiliki nilai perjuangan yang sangat penting bagi negeri dan Bank BJB berkomitmen untuk memelihara sejarah dan warisan budaya bangsa," kata Direktur Operasional Bank BJB, Fermiyanti.
Menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus mendatang, Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan, mengajak masyarakat untuk bersama ikut menghargai jasa pendahulu dengan cara mengisi hari kemerdekaan dengan kegiatan positif dan bermanfaat.
"Kehadiran kami berkaitan erat dengan perjuangan bangsa Indonesia. Gedung Bank BJB Cabang Utama Bandung menjadi saksi perlawanan para pemuda melawan Belanda dalam upayanya mempertahankan kemerdekaan. Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk bersama menghargai jasa para pendahulu. Isi kemerdekaan dengan hal positif dan bermanfaat," ujarnya.
com-Bank BJB Bandung (Foto: Bank BJB)
zoom-in-whitePerbesar
com-Bank BJB Bandung (Foto: Bank BJB)
Untuk menghormati perjuangan para pahlawan Indonesia di masa lalu, Bank BJB rutin memberikan bantuan kepada 500 veteran perang melalui program corporate social responsibility. Bantuan tersebut diberikan dalam bentuk santunan dan renovasi rumah.
ADVERTISEMENT
Para veteran tersebut dipilih berdasarkan jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mengingat hingga kini kesejahteraan veteran belum mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Bantuan tersebut menjadi bukti kehadiran Bank BJB dalam membangun Indonesia dan memahami masalah di dalam negeri.
Di sisi lain, Bank BJB juga berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan orisinalitas dari gedung Denis. Hal tersebut dibuktikan oleh Bank BJB dengan tetap merawat dan mempertahankan bentuk asli dari gedung Denis, tanpa mengubah bentuk sama sekali.
Komitmen tersebut sesuai dengan tiga pendekatan yang tengah dilakukan UNESCO perihal pelestarian cagar budaya. Pertama, cagar budaya diharapkan dapat memberikan nilai pengetahuan kepada wisatawan, sehingga menciptakan kesadaran dan rasa hormat akan keberadaan sejarah.
Kedua, wisatawan tidak diperkenankan untuk merusak cagar budaya baik secara fisik maupun nonfisik. Ketiga, cagar budaya harus memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat, salah satu caranya dengan menggunakannya sebagai bangunan produktif.
ADVERTISEMENT
Cagar budaya bukan hanya berfungsi sebagai hiasan kota untuk mengenang romantisme masa lalu. Pemanfaatan oleh masyarakat dan pemerintah secara ekonomi perlu dilakukan, misalnya dengan menjadikannya sebagai akomodasi penginapan, fasilitas wisata, hingga perkantoran, seperti yang dilakukan pada Gedung Denis yang dijadikan gedung Bank BJB Cabang Utama Bandung.
“Ketika ekonomi masyarakat meningkat, maka dengan sendirinya cagar budaya akan dijaga seperti apa yang terjadi di Eropa. Sedangkan kini, sebagian cagar budaya di Bandung hanya menjadi pajangan,” ujar Vice President International Council on Monuments and Sites Indonesia, Dicky Soeria Atmadja.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Bank BJB.