Gedung Kampus 1 Universitas Bandung akan Dijual Rp 25 M, Tutupi Krisis Keuangan

7 Januari 2025 16:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Yayasan Bina Administrasi (YBA) Uce Karna Suganda, ditemui di Kantor LLDikti Wilayah IV, Selasa (7/1/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Yayasan Bina Administrasi (YBA) Uce Karna Suganda, ditemui di Kantor LLDikti Wilayah IV, Selasa (7/1/2025). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
Pihak Yayasan Bina Administrasi (YBA), selaku penyelenggara Universitas Bandung berencana untuk menjual salah satu gedung kampus untuk mengatasi krisis keuangan yang sedang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Gedung tersebut adalah Kampus 1 Universitas Bandung di Jalan Cipagalo Girang nomor 24, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung.
“Ya kurang lebih Rp 25 miliaran, tapi belum (biaya) perizinan. Dulu ada yang menawar dengan izin, dengan gedung. Tapi tidak jadi. Tadinya sudah berharap,” ucap Ketua Umum YBA Uce Karna Suganda, Selasa (7/1).
Uce mengatakan akar masalah krisis keuangan kampus berasal dari ditutupnya Fakultas Ilmu Administrasi dan Bisnis (FIAB) pada 2023 lalu. Fakultas yang memiliki tiga 3 program studi dengan sekitar 2.000 mahasiswa itu ditutup imbas kasus dugaan korupsi dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh eks rektor Universitas Bandung berinisial BR.
Kampus 1 Universitas Bandung di Jalan Cipagalo Girang, Kelurahan Margasari, Kecamatan Buahbatu, Bandung. Foto: Robby Bouceu/kumparan
BR dan dua tersangka lain yakni UR dan YS yang merupakan Ketua dan Wakil Ketua Karang Taruna Institute (KTI), telah ditetapkan tersangka oleh Kejaksaan Negeri Kota Bandung pada 26 November 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
“Ditutupnya 3 prodi, 1 fakultas (FIAB). Itu mahasiswanya sekitar 2.000,” katanya.
Ribuan mahasiswa di fakultas yang telah ditutup itu telah pindah ke berbagai kampus. Sehingga, yang tersisa kini hanya sekitar 300 mahasiswa di Fakultas Kesehatan dan Teknik.
Kampus itu hanya memiliki dua fakultas yakni Fakultas Ilmu Administrasi dan Bisnis (FIAB) dan Fakultas Kesehatan dan Teknik (FKT).
Pemasukan dari SPP mereka yang masih tersisa disebut tidak cukup menutup operasional, termasuk gaji dosen dan staf seperti sekuriti dan tenaga kebersihan.
“Jadi titik tolaknya itu, kan kita sekarang itu belum bisa karena tergantung pada SPP itu, tapi kalau mahasiswanya tidak ada, bagaimana?” jelasnya.
Uce bilang pemasukan dari uang SPP per mahasiswa yang kini masih aktif, sekitar Rp 4 juta setiap semester. Secara kumulatif, nilainya Rp 1,2 miliar per semester.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, nominal tersebut tak menutup pengeluaran operasional kampus per bulannya. Uce menyebut, total biaya operasional yang dibutuhkan Universitas Bandung per bulan sekitar Rp 250-400 juta atau senilai sekitar Rp 1,5 hingga Rp 2,4 miliar per semester.
“Kurang lebih Rp 400 juta. Untuk FKT tapi di bawah Rp 250 juta, untuk yang masih berjalan. Tapi yang itu juga yang dibekukan (FIAB) tetap harus dibayar. Sebab kan masih ada karyawannya,” aku dia.
“Bayangkan bisa menggaji bagaimana? Kan SPP enam bulan sekali. Kalau diitung-itung itu hanya menutup untuk 2 bulan,” ucap Uce.
Untuk menutup upah gaji dan operasional kampus, Uce bilang kini pihak yayasan butuh dana Rp 8 miliar. Selain itu, pihak yayasan juga masih punya utang ke bank Rp 10 miliar.
ADVERTISEMENT
“Jadi, yang harus dibayar itu Rp 8 miliaran. Belum utang ke BNI, tinggal Rp 10 miliar,” katanya.