Geert Wilders Dipastikan Menang Pemilu Belanda, tapi Sulit Bentuk Koalisi

1 Desember 2023 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geert Wilders  Foto: REUTERS/Phil Nijhuis/Pool
zoom-in-whitePerbesar
Geert Wilders Foto: REUTERS/Phil Nijhuis/Pool
ADVERTISEMENT
Kemenangan bersejarah politikus anti-Islam dan anti-imigran, Geert Wilders, dalam pemilu Belanda telah dikonfirmasi secara resmi, pada Jumat (1/12). Wilders dan partai yang dipimpinnya, Partai Kebebasan (PVV), berhasil memenangkan 37 kursi di parlemen pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Jika resmi dilantik, Wilders bakal mengguncang Eropa dan menjadi perdana menteri sayap kanan pertama — sekaligus pertama kalinya PVV menang pemilu selama 25 tahun telah berada di parlemen.
Namun, Wilders dan PVV dilaporkan mengalami kesulitan dalam bernegosiasi untuk membentuk koalisi, yang diperlukan agar bisa mendirikan pemerintahan baru.
Dikutip dari AFP, dalam sistem politik Belanda yang terpecah-pecah, tidak ada satu pun partai yang cukup untuk memerintah sendirian.
Adapun Wilders — yang secara eksplisit sering mencela agama Islam dan Nabi Muhammad SAW, menggaungkan kampanye pemilu yang berfokus pada penanggulangan imigrasi dan inflasi. Dua masalah itu yang membuat pemerintahan Perdana Menteri Mark Rutte selama 13 tahun lantas runtuh beberapa bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Kampanye PVV yang radikal dan anti-Islam menyerukan larangan terhadap pembangunan masjid, penyebaran kitab suci Al-Quran, bahkan penggunaan hijab.
Geert Wilders saat kampanye di Rotterdam. Foto: REUTERS/Michael Kooren
Selain itu, PVV mendesak referendum tentang 'Nexit' — gagasan Belanda keluar dari Uni Eropa, seperti yang dilakukan Inggris pada 2018. Wilders juga menentang pasokan persenjataan ke Ukraina, berbeda jauh dengan yang digaungkan di era pemerintahan Rutte.
Imbas pandangan radikalnya yang sudah bukan lagi rahasia publik ini, banyak partai lain menarik diri dari meja negosiasi.
Wilders menginginkan koalisi empat arah dengan partai berkuasa People's Party for Freedom and Democracy (VVD), New Social Contract (NSC) yang dipimpin Pieter Omtzigt, dan Partai Petani Farmer-Citizen Movement (BBB) pimpinan Caroline van der Plas.
Oleh karena itu, dia membutuhkan 76 kursi untuk membentuk sebuah koalisi yang stabil — ditambah Dewan Negara pun setuju, gabungan ke-4 partai tersebut paling masuk akal untuk dicapai.
ADVERTISEMENT
Situasi sulit dihadapi Wilders saat ini, karena dia tidak bisa meraih suara mayoritas tanpa VVD dan NSC. Sebab, kedua pihak menolak untuk melakukan negosiasi dengan PVV.
"PVV berisi pandangan yang menurut kami bertentangan dengan konstitusi di sini kami menarik garis keras," ujar Omtzigt dalam sebuah surat kepada 'mediator' yang ditugaskan melakukan negosiasi.
"Secara keseluruhan, fraksi NSC saat ini tidak melihat adanya dasar untuk memulai pembicaraan dengan PVV mengenai pemerintahan mayoritas atau minoritas," tambahnya.
Menanggapi hal itu, Wilders pun murka seraya menuding Omtzigt sedang 'bermain politik'. "Jika Anda memiliki pertanyaan, Pieter, datanglah ke meja perundingan. Kemudian saya akan mencoba menjawabnya dengan baik," sindir Wilders di platform X.