Geger 2 Tragedi Penemuan Mayat Bocah Tanpa Kepala di Kalimantan

10 Desember 2019 6:08 WIB
clock
Diperbarui 19 Februari 2020 14:50 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan. Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga Kalimantan digegerkan dengan dua kasus penemuan mayat bocah laki-laki tanpa kepala dalam kurun waktu bersamaan. Peristiwa itu terjadi di Katingan, Kalimantan Tengah, dan Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kasusnya?
Katingan
Kasus penemuan mayat bocah di Katingan ini murni kriminal. Sebelum meninggal dunia, korban berinisial HT (12) itu sempat mendapat kekerasan seksual lalu dibunuh setelahnya.
Korban awalnya berpamitan pada ibunya untuk bermain. Berhari-hari korban tak ada kabar, pihak keluarga was-was dan langsung melaporkan hilangnya anak mereka ke polisi.
"Katanya, sih, pamit sama ibunya nyari buah asam sama teman, tetapi sampai sore ditunggu enggak datang-datang juga," ujar salah satu anggota keluarga di ruang jenazah RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, dilansir infopbun (publisher kumparan).
Hari ketiga pencarian, Jumat (6/12), anak mereka ditemukan tewas tanpa kepala di sebuah semak-semak. Polres Katingan langsung menyelidiki kasus ini.
Pada Senin (9/12), polisi berhasil meringkus pembunuh korban. Dalam keterangannya, usai melecehkan korban, predator seksual berinisial A (35) itu memenggal kepala korban lalu kepalanya dikubur jauh dari lokasi pembunuhan.
ADVERTISEMENT
"Pelaku sudah diamankan, kini pelaku sedang ditangani oleh Polres Katingan untuk mengumpulkan barang bukti. Perlu kita tegaskan, kasus ini merupakan kriminal murni, dan tidak ada kaitannya dengan kayau (tradisi penggal kepala)," kata Hendra.
"Dari hasil autopsi itulah maka klop, bahwa pelakunya yang bersangkutan. Karena pelaku diketahui kelainan seksual. Pelaku mengakui perbuatan itu dan diamankan tanpa ada perlawanan," jelas Hendra.
Samarinda
Kasus bermula dari adanya laporan anak hilang dari sebuah yayasan pendidikan anak balita di Jalan AW Syahranie, Samarinda, Kalimantan Timur, pada 22 November lalu.
Belum bisa disimpulkan apakah kasus ini terkait kriminalitas atau bukan. Sejauh ini, polisi menduga Yusuf (4) hanyut di sungai. Lalu setelah mayatnya membusuk, tubuhnya dimakan hewan.
ADVERTISEMENT
“Jadi bocah itu sudah hilang 14 hari hanyut di sungai,” kata Kapolres Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman.
“Yang namanya mayat, ya, itu lembek, mungkin dimakan binatang, ya. Mungkin itu saja,” ujar Arif.
Yusuf sebelumnya dilaporkan hilang saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal. Setelah 16 hari menghilang, Yusuf ditemukan tewas dalam kondisi jasad tanpa kepala dan organ dalam di Sungai Karang Asam, Jalan Antasari II. Jaraknya sekitar 5 km dari PAUD Jannatul Athfaal.
"Menindaklanjuti hasil temuan tersebut, jajaran kemudian melakukan pengecekan kembali, mulai dari TKP awal dan pencocokan data korban dengan orang tua untuk lebih memastikan identitas jasad korban," ujar Kasat Reskrim Polsek Samarinda, AKP Damus SA.
Orang tua korban meyakini mayat balita itu adalah anak mereka. Setelah menjalani visum et repertum di rumah sakit, ditemukan sisik binatang di organ tubuh Yusuf.
ADVERTISEMENT
"Dan dari hasil pemeriksaan dokter rumah sakit ditemukan sisik binatang pada organ tubuh korban," jelas Damus.
Meski begitu, ayah Yusuf, Bambang, akan menggugat PAUD Jannatul Afthaal. Sebab, Bambang menilai PAUD tersebut lalai dalam menjaga anak mereka.
Padahal, kata Bambang, tujuan keluarga menitipkan Yusuf di PAUD untuk mendidik Yusuf yang selama ini kesulitan berbicara. Dengan harapan Yusuf bisa cepat beradaptasi dan belajar berkomunikasi dengan teman-temannya.
"Dititipkan di sana bukan karena kami bekerja. Dia di sana karena untuk pendidikan," kata Bambang.
"Kami akan menggugat pihak PAUD karena lalai menjalankan tugasnya menjaga Yusuf," tuturnya.
Bambang juga meragukan pernyataan yang diberikan pihak PAUD. Ia akan meminta pertanggungjawaban pihak sekolah melalui gugatan pidana.
ADVERTISEMENT
"Pihak sekolah (PAUD) mengabari istri saya, [bahwa] Yusuf hilang pada pukul 15.20 WITA. Pukul 15.39 WITA saya ditelepon [PAUD]. Katanya lima menit hilang dari pengawasan, harusnya bisa dicari," jelasnya.