Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
"Sambo itu punya semua data-data," kata seorang pria di ujung telepon.
ADVERTISEMENT
"Data-data itu untuk membersihkan institusi Polri, bukan untuk menghancurkan. Dia (Sambo-red) tak mau adik-adiknya melakukan kesalahan yang sama," kata orang dekat Sambo memberi teka-teki.
kumparan berbincang dengan pria itu, Senin (10/10). Pria yang tak mau disebutkan namanya itu memberi sekelumit informasi. Entah sebagai psywar atau apa. Tak jelas juga kepada siapa psywar diberikan.
Tak banyak lagi kata-kata soal buku dan data yang dia sampaikan. Katanya, tunggu saja di persidangan, pasti akan ada yang menarik.
Ferdy Sambo kini ditahan di Mako Brimob dengan penjagaan ketat. Hari-hari dia lalui dengan membaca dan menulis. Dalam sepekan, ada beberapa kali pengacaranya berkunjung.
Ada Arman Hanis, Rasamala Aritonang serta koleganya Febri Diansyah. Sambo punya alasan kuat mengapa memilih pengacara yang biasa berkecimpung menangani kasus korupsi, bukan yang biasa menangani kasus pembunuhan.
ADVERTISEMENT
Walau kabarnya, sebenarnya Sambo sempat memilih dua nama yang terkenal dalam bidang hukum sebagai pengacaranya. Satu nama bahkan seorang profesor, dan satu lagi terkenal di jagat maya.
Tapi di detik akhir, Sambo membatalkan dan memilih Rasamala dan Febri Diansyah.
"Febri dan Rasamala punya rekam jejak yang bagus, mereka kuat data dan kuat jaringan ke gerakan antikorupsi," terang pria itu.
"Silakan sambung-sambungkan sendiri saja," ujarnya lagi dengan tertawa renyah.
Buku Hitam Sambo
Kembali soal buku hitam, buku ini kabarnya pernah dibawa Sambo satu kali kala sidang pemecatan. Buku itu berisi catatan-catatan Sambo selama berdinas di Polri, termasuk kala menjadi Korspri Kapolri hingga Kadiv Propam.
Tapi bukan soal buku itu yang penting, konon soal data-data yang dimilikinya.
ADVERTISEMENT
Soal buku hitam Sambo itu, pengacara Arman Hanis hanya menjawab diplomatis.
"Masing-masing memang punya buku catatan, isinya saya enggak tahu pastinya," kata Arman, Senin (10/10).
Arman mengaku sebagai pengacara, bagi dia lebih utama menangani perkara yang akan disidangkan nanti di pengadilan.
"Kami fokus ke substansi perkara saat ini. Apalagi sampai hari ini berkas Perkara belum diberikan Jaksa. Semoga sesuai KUHAP, Jaksa akan memberikan bersamaan dengan pelimpahan ke pengadilan," tuturnya.
kumparan masih mencoba meminta pendapat Polri soal catatan buku hitam Ferdy Sambo.