Geger Gus Iqdam Vs Imigrasi di Bandara Soetta

19 September 2023 23:33 WIB
·
waktu baca 5 menit
Gus Iqdam. Foto: Youtube/Gus Iqdam Official
zoom-in-whitePerbesar
Gus Iqdam. Foto: Youtube/Gus Iqdam Official
ADVERTISEMENT
Agus Muhammad Iqdam Kholid, pendakwah muda NU, viral di media sosial karena ceritanya mendapatkan pengalaman tak menyenangkan di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Hal itu ia lontarkan di depan para jemaahnya saat pengajian rutin Majlis Sabiluh Taubah Blitar yang ditayangkan di akun youtube miliknya, Senin (18/9).
ADVERTISEMENT
Gus Iqdam, yang lahir pada 27 September 1994 itu, adalah pengasuh Ponpes Mambaul Hikam II, Blitar, dan pendiri Majlis Sabiluh Taubah. Ia dikenal karena ceramahnya yang dekat dengan milenial, kocak, dan dekat dengan semua kalangan termasuk anak punk.
Sebagai pemuka agama muda, salah satu keunikan Gus Iqdam adalah membagikan video ceramahnya ke berbagai platform, mulai dari TikTok hingga Youtube. Ceramahnya yang menceritakan pengalamannya sempat dicegat di Imigrasi pun ia sebarkan melalui Youtubenya.
Awalnya Gus Iqdam bercerita saat itu ia mendapatkan undangan untuk berceramah di Taiwan. Ia lalu berangkat bersama istrinya, Nilatin Nihayah, dan tiga orang lainnya pada Jumat (15/9).
"Sudah santai-santai, saya jalan sama istri saya, juga sama Lik Dhahlan ini, tiba-tiba kita dimental. Ada salah satu petugas Imigrasi Jakarta, satu, namanya saya ingat, Afwan atau Ahwal gitu," kata Gus Iqdam dalam bahasa Jawa.
ADVERTISEMENT
Saat itu, kata Gus Iqdam, sebenarnya paspornya sudah lolos dan mendapat stempel imigrasi. Namun tiba-tiba ia dipanggil oleh salah satu petugas Imigrasi dan ditanyai tujuannya.
Gus Iqdam. Foto: Youtube/Gus Iqdam Official
"Mau ke mana ini?" ucap Gus Iqdam menirukan ucapan petugas itu.
"Mau ke Taiwan."
"Ngapain ke Taiwan?"
Gus Iqdam lalu menjelaskan perjalanannya ke Taiwan adalah untuk bekerja, makanya ia menggunakan visa kerja. Petugas itu lalu bertanya soal rencana kepulangan Gus Iqdam dengan suara keras.
"Wah, Afwan, Afwan, yang menggertak-gertak itu cuma satu orang ini. Teman-temannya yang lain itu biasa aja. Ya cuma satu orang ini saja yang bersikap sangat banget," ucap Gus Iqdam.
Setelah itu, petugas itu meminta agar Gus Iqdam memperlihatkan paspornya. Setelah dicek, ia malah menyebut Gus Iqdam sebelumnya sudah pernah berangkat ke Taiwan lewat Soetta. Padahal ini adalah kunjungan perdana Gus Iqdam.
Ilustrasi penumpang melakukan pemeriksaan di bandara Foto: Dok. AP I
Tak lama kemudian, salah satu petugas Imigrasi lainnya, yang ia duga adalah petugas keamanan, datang. Di saat yang sama, ia ditelepon oleh penanggungjawab acara pengajian di Taiwan. Gus Iqdam lalu berinisiatif mengambil foto untuk menunjukkan jika ia masih tertahan di Imigrasi.
ADVERTISEMENT
"Nah goblokku, aku itu enggak ngeliat kalau ada tanda enggak boleh ngambil foto di sini. Kan seharusnya enggak boleh ambil foto, lah aku malah moto, 'crekrek'. Wah langsung pada geger," ungkapnya disambut gelak tawa.
Sontak saja, Gus Iqdam langsung mendapat teguran dari petugas kedua. Ia diberi pengertian soal larangan mengambil foto di area Imigrasi bandara. Gus Iqdam lalu menghapus fotonya dan menunjukkannya kepada petugas itu sambil meminta maaf.
Karena sudah merasa gelisah dan kesal, Gus Iqdam lalu berinisiatif menelepon salah satu koleganya. Kolega tersebut, yang tak ia sebut siapa, berjanji akan segera mengimkan orang ke sana.
"Lah setelah itu orang-orang di sana pada pergi semua. Tiba-tiba dibilang begini, 'Gus ayo kita masuk sekarang'. Akhirnya kami jalan, dan selesai masalahnya. Kami akhirnya naik ke pesawat," ungkap Gus Iqdam.
ADVERTISEMENT

Tanggapan Imigrasi

Ilustrasi Kemenkumham. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Pihak Imigrasi Soetta lalu memberikan tanggapannya. Melalui pernyataan pers yang mereka bagikan, Imigrasi Soetta menjelaskan kronologi kejadian versi mereka yang tertangkap melalui rekaman CCTV.
"Berdasarkan rekaman CCTV dan pemeriksaan internal terhadap pegawai yang bertugas pada 15 September 2023, diketahui rombongan Muchamad Iqdam Cholid Ridlo (Gus Iqda) yang teridiri dari 3 pria dan 1 wanita bertolak menuju Taiwan dengan menggunakan Maskapai China Airlines," tulis pertanyaan itu.
Pada pukul 14.07 WIB, Gus Iqdam dan istrinya diperiksa di konter nomor enam oleh petugas berinisial LK, bukan Afwan. Pemeriksaan keduanya berlangsung lancar dan hanya memakan waktu 2 menit 20 detik.
Sementara itu, tiga orang lainnya, M Ilham Burhanudin, Muchamad Danuarta Difarolly, dan Dhahlan Efendi, yang diperiksa di konter nomor 7 sempat tertahan. Sebab ketiganya tak bisa menjelaskan rencana perjalanan secara jelas dan lengkap kepada petugas Imigrasi.
ADVERTISEMENT
"Ketiganya sempat memberikan keterangan untuk bekerja, adahal visa yang digunakan adlaah visa kunjungan. Mengetahui hal tersebut, petugas kemudian melakukan wawancara secara mendalam," lanjut pernyataan tersebut.
Pos pemeriksaan imigrasi Foto: Frame Stock Footage/Shutterstock
Pada pukul 14.11 WIB, petugas lalu memanggil Gus Iqdam untuk datang ke konter 7 dan memberikan penjelasan bahwa ketiga pria tersebut adalah rombongannya dan punya keperluan yang sama di Taiwan. Sambil menunggu rombongan Gus Iqdam menunjukkan dokumen tiket pulang dan bukti akomodasi di Taiwan, petugas lalu memanggil supervisor yang bertugas untuk mengecek lebih jauh.
"Rekaman CCTV menunjukkan, pukul 14.17.23 Gus Iqdam dengan sengaja mengambil foto konter pemeriksaan nomor 7 dengan ponselnya. Supervisor Imigrasi yang sedang melakukan pengecekan mendalam di sana segera menegur dan memberikan penjelasan tentang larangan pengambilan gambar di area Imigrasi. Supervisor meminta Gus Iqdam menghapus fotonya, dan Gus Iqdam tidak keberatan dengan hal tersebut serta meminta maaf," terusnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kronologi tersebut, pihak Imigrasi Soetta menyanggah jika ada kendala dalam pemeriksaan Gus Iqdam di Imigrasi. Pemeriksaan terhadap Gus Iqdam di Imigrasi bahkan berjalan sesuai standar pemeriksaan Imigrasi dengan rata-rata 1 menit per penumpang.
"Wawancara mendalam pada tiga orang rombongan Gus Iqdam di konter 7 dilakukan untuk mengantisipasi potensi tindak pidana perdagangan manusia. Hal ini sebagai bentuk perlindungan kepada WNI yang hendak pergi ke luar negeri," tutup Imigrasi Soetta.