Geger Isu Virus Corona Pegawai Huawei di BRI 2 yang Tak Terbukti

24 Januari 2020 5:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung BRI di Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung BRI di Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia terus mencegah penyebaran virus nCoV atau virus corona. Pasalnya, virus yang pertama kali terjadi di Kota Wuhan, China, pada Desember 2019 itu mulai memasuki Singapura.
ADVERTISEMENT
Namun secara tiba-tiba, muncul isu virus corona telah masuk ke Jakarta. Isu ini beredar karena ada kabar seorang pegawai Huawei yang berkantor di Gedung BRI 2, Jalan Sudirman, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, diduga terjangkit virus corona, Kamis (23/1).
Akibat kejadian ini, seluruh pegawai yang bekerja di Gedung BRI 2 serempak mengenakan masker. Memakai masker memang menjadi salah satu langkah mencegah penyebaran virus corona.
Pegawai di lingkungan gedung BRI 1 dan BRI 2 menggunakan masker karena dugaan virus corona, Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara itu, pegawai Huawei itu langsung dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kondisi kesehatannya, karena sempat mengalami demam. Demam menjadi salah satu gejala seseorang terjangkit virus corona.
"Pekerja Huawei yang demam telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis serta diagnosa kebenaran terkena virus corona," kata Corporate Secretary Bank BRI, Hari Purnomo, dalam keterangan tertulis. Bank BRI merupakan pemilik menara perkantoran Gedung BRI 1 dan 2.
Pegawai di lingkungan gedung BRI 1 dan BRI 2 menggunakan masker karena dugaan virus corona, Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Sementara itu, pihak Huawei Indonesia mengakui salah satu pegawainya yang berasal dari China mengalami demam dan menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Namun, Huawei belum bisa menyatakan pegawai itu terjangkit virus corona.
ADVERTISEMENT
"Seorang karyawan dari China yang mengunjungi kantor kami di Jakarta mengalami demam. Kami dengan tanggap telah mengantarkan karyawan tersebut segera melakukan pemeriksaan di rumah sakit," tulis PT Huawei Tech Investment, dalam keterangan resminya, Kamis (23/1).
Suasana kantor Huawei di Gedung BRI 2 setelah muncul dugaan adanya virus corona. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Isu ini pun direspons cepat oleh Menkes Terawan Agus Putranto. Ia secara langsung mendatangi kantor Huawei di Gedung BRI 2. Ia memastikan virus itu belum menyebar di Gedung BRI 2 dan Indonesia pada umumnya.
"Silakan operasional (jalan) lagi, enggak apa-apa ya. Jangan-jangan memang ingin libur. Jadi supaya enggak terganggu, sudah ya, sudah tak (saya) buktikan enggak ada (virus corona)," kata Terawan di lokasi, Kamis (23/1).
"Ndak (ada virus corona). Kalau pun virus, ya virus ISPA, infeksi saluran pernapasan," imbuhnya.
Menteri Kesehatan dokter Terawan menanggapi pertanyaan wartawan saat inspeksi ke Gedung BRI 2 setelah muncul dugaan adanya virus corona. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Saat mendatangi Gedung BRI 2, Terawan memang tidak mengenakan masker. Padahal, sejumlah pegawai di Gedung BRI 2 langsung mengenakan masker begitu mendengar ada pegawai Huawei yang diduga terkena virus corona.
ADVERTISEMENT
"Kalau aku takut, kan berarti aku sudah punya data. Kalau aku sudah begini (datang tanpa masker), berarti santai saja. Kalau benar (ada virus corona), ya masa aku berani," ucap Terawan santai.
Terawan memastikan setelah diperiksa, pegawai Huawei yang diduga terkena voris corona hanya terkena radang tenggorokan.
"Radang tenggorokan. Sudah rawat jalan di RS Siloam," tegasnya.
Suasana di kota Wuhan, China akibat virus corona. Foto: REUTERS/Stringer
Pernyataan Terawan itu dibenarkan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit terhadap pegawai tersebut.
"Dari hasil diagnosa rumah sakit, dinyatakan bahwa pekerja tersebut terserang radang tenggorokan," kata perwakilan pemilik Gedung BRI 2, Corporate Secretary Bank BRI, Hari Purnomo, dalam keterangan tertulisnya.
Hari menegaskan, pihaknya selalu mengedepankan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perkantoran bagi seluruh pekerja di gedung tersebut. Hal itu sesuai aturan Menkes RI Nomor 48 Tahun 2016.
Suasana di sekitar Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
Coronavirus atau virus corona termasuk keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
ADVERTISEMENT
Virus bernama latin Novel coronavirus (nCoV) belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus ini pada dasarnya berasal dari binatang pindah ke manusia, dan 80 persen penyakit baru berasal dari zoonosis.
Staf medis memindahkan seorang pasien di Rumah Sakit Jinyintan, tempat pasien virus corona di Wuhan, China Foto: REUTERS/Stringer
Tanda-tanda orang terjangkit virus ini adalah gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas, dan kesulitan bernapas.
Virus ini telah menyebar ke sejumlah negara, seperti Thailand, Taiwan, AS, Korea Selatan, Jepang, hingga Singapura. Saat ini, korban meninggal akibat virus corona telah mencapai 17 orang dan 400 orang terpapar di China.
Pemerintah Indonesia telah melakukan tindakan pencegahan wabah virus corona. Salah satunya dengan memasang pemindai panas atau thermal scanner di bandara-bandara pintu masuk negara.
ADVERTISEMENT