Geger Nisan Berbentuk Salib di Pemakaman di Yogya Dipotong

18 Desember 2018 15:55 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
Makam Slamet di pemakaman Jambon Purbayan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Makam Slamet di pemakaman Jambon Purbayan. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Masyarakat Yogyakarta digegerkan dengan kabar dipotongnya nisan salib di sebuah pemakaman umum di Kotagede, Kota Yogyakarta. Informasi tersebut diposting oleh akun Facebook Iwan Kamah.
ADVERTISEMENT
kumparan lantas menelusuri kebenaran informasi tersebut. Diketahui bahwa makam yang dimaksud adalah Albertus Slamet Sugihardi yang meninggal pada Senin (17/12).
Slamet dimakamkan di Pemakaman Umum Jambon Purbayan yang tidak jauh dari rumahnya di Purbayan RT 53 RW 13, Kotagede.
Bedjo Mulyono, tokoh masyarakat setempat, memberikan penjelasan terkait peristiwa tersebut. Ia mengatakan bahwa tidak ada pemaksaan dalam pemotongan salib. Pemotongan salib merupakan kesepakatan warga agar tidak menggunakan simbol agama dalam pemakaman.
“Dipotong sesuai kesepakatan karena kesepakatan warga tidak ada simbol dan di pinggir (lokasi). Maka itu tadi dipotong,” jelas Bedjo, Selasa (18/12).
Bedjo menceritakan awal mula pemakaman. Menurut Bedjo, Slamet meninggal di Rumah Sakit PKU dan kemudian hendak dimakamkan di pemakaman di kampungnya. Masyarakat setempat yang mayoritas muslim lantas mempersiapkan pemakaman mulai dari menggelar tikar, sound system, tenda, dan menggali kubur.
ADVERTISEMENT
“Dimakamkan di Jambon, itu pemakaman muslim. Kemudian jam 12 setelah Zuhur tokoh-tokoh kita ke tempat kami. Kalau dimakamkan untuk tidak di (bagian) tengah-tengah makam. Kita kan cukup toleran, dipinggirkan dengan catatan tidak menggunakan simbol agama,” bebernya.
Sementara itu Nur Hudin, tokoh masyarakat lain menjelaskan bahwa makam Slamet diletakkan di bagian pinggir karena memang tadinya akan dibuat blok sendiri antara makam muslim dan nonmuslim.
“Di pinggir artinya nanti akan kita blok sendiri bahwa ini muslim, ini non. Kalau di tengah-tengah kan campur aduk,” jelasnya.
Pemotongan salib dan letak makam juga sudah atas kesepakatan dengan keluarga. Ketika ditanya dengan adanya peraturan tersebut, keluarga juga sudah menyatakan ikhlas.
“Keluarga tidak mempersalahkan. Ini (menjadi) viral (karena) orang luar yang memviralkan. Keluarga itu adem ayem. Keluarga mesakke (kasihan), masih berduka ditanya ngalor ngidul (ke sana kemari),” bebernya.
ADVERTISEMENT
Di lokasi pemakaman, makam Slamet masih bertabur bunga. Nisan berbentuk “T” masih menancap di pusara Slamet.
Tokoh masyarakat Purbayan RT 53 RW 13, Kotagede, Yogyakarta, Bedjo Mulyono. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh masyarakat Purbayan RT 53 RW 13, Kotagede, Yogyakarta, Bedjo Mulyono. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)