Gelombang COVID-19 Ketiga Bisa Ancam Jakarta Bila Masih Ada Kerumunan

7 September 2021 12:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengendara Moge di Jakarta. Foto: Bay Ismoyo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengendara Moge di Jakarta. Foto: Bay Ismoyo/AFP
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di Jakarta memang sudah menunjukkan penurunan yang signifikan dalam beberapa hari terakhir. Tetapi hal tersebut tidak dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat karena masih banyak terjadi kerumunan di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya bisa saja kalau Jakarta ingin menjadikan pandemi COVID-19 menjadi endemi, tetapi harus betul-betul ditanggapi dengan serius untuk tetap melaksanakan pengawasan protokol kesehatan yang ketat.
Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak mengatakan, keputusan pemerintah pusat menjadikan Jakarta sebagai episentrum wabah nasional untuk menurunkan kasus COVID-19 menjadi endemi dianggapnya tepat.
“Target Indonesia, khususnya DKI sebagai episentrum wabah nasional, untuk menurunkan kasus covid menjadi endemi sangatlah tepat,” ujar Gilbert saat dihubungi kumparan, Selasa (7/9).
Menurutnya, keputusan untuk menjadikan kasus COVID-19 sebagai endemi di Jakarta juga harus disikapi dengan melihat dari angka kasus hariannya.
“Jumlah harian 5 kasus/hari akan berarti beda sekali bila dibandingkan 60 kasus/hari, artinya endemis ringan dan berat harus dibedakan bila akan jadi target,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dirinya membandingkan demam berdarah yang saat ini telah menjadi endemi, setelah terjadinya wabah tersebut pada tahun 1987-1989.
Seorang pria yang mengenakan masker pelindung berjalan melewati figur boneka besar tradisional yang disebut "Ondel-ondel" yang juga mengenakan masker (30/6/2021). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Untuk itu, Gilbert mengimbau bisa saja target pemerintah pusat untuk menjadikan pandemi COVID-19 menjadi endemi di Jakarta gagal atau malah bisa saja terjadinya gelombang ketiga.
“Target menjadi endemi ini bisa jadi gagal, atau malah jadi gelombang ketiga bila tetap terjadi kerumunan di tempat umum saat ini. Setiap kerumunan selalu disertai dengan kenaikan kasus COVID-19,” ungkapnya.
Gilbert menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi juga harus dibarengi dengan pengawasan protokol kesehatan yang ketat untuk menjadi kunci apabila Jakarta mau menjadikan pandemi COVID-19 menjadi endemi.
“Vaksinasi tanpa prokes tidak mampu sepenuhnya mengendalikan. Pengawasan prokes dan kerumunan menjadi kata kunci saat ini bila mau jadi endemis,” jelasnya.
ADVERTISEMENT