Gembong Warsono Meninggal, Rapat Banggar DPRD DKI di Puncak Diminta Dievaluasi

15 Oktober 2023 11:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Gembong Warsono, memaparkan refleksi akhir tahun 2018 menyingkapi kinerja pemerintah provinsi DKI Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gembong Warsono, memaparkan refleksi akhir tahun 2018 menyingkapi kinerja pemerintah provinsi DKI Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI, Gembong Warsono, meninggal dunia pada Sabtu (14/10) dini hari. Almarhum meninggal akibat serangan jantung.
ADVERTISEMENT
Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Rasyidi HY, menilai Gembong kelelahan usai menghadiri rapat maraton pada 10-13 Oktober di Grand Cempaka Resort, Puncak, Bogor.
Rasyidi berharap rapat maraton yang rutin digelar di Puncak saat masa pembahasan APBD itu dievaluasi.
"Menurut saya perlu dievaluasi lagi kalau Rapat Banggar di Grand Cempaka itu, tadi saya sudah sampaikan ke Pak Sekwan supaya tolong dievaluasi lagi karena kita pertama di sana itu bolak balik, akibat bolak balik itu," kata Rasyidi kepada wartawan, Minggu (15/10).
"Walaupun di sana disuruh nginap tapi kita kurang betah tinggal di sana, itu masalahnya. Jadi perlu dievaluasi lagi di sana. Kita ini kan sudah bapak-bapak (berumur), itu juga yang lain itu sudah dewasa. Jadi perlu mendapat perhatian," imbuh dia.
Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rasyidi saat menghadiri rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Rabu (3/8). Foto: Haya Syahira/kumparan
Rasyidi mengatakan, rapat di Puncak dalam sepekan terakhir bahkan ada yang berlangsung hingga jam 10-12 malam. Sementara, sejumlah anggota termasuk Gembong memilih kembali ke Jakarta memakai kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
"Pak Gembong ini Komisi A. Kita semua ini mengejar waktu, (Banggar) ada yang sampai jam 10 (malam), Komisi A itu saya pernah dengar sampai jam 12 malam kan. Kemudian mereka kan pulang ke Jakarta," ujar Rasyidi.
"Kadang-kadang itu kita nggak nginap, karena Grand Cempaka itu kalau tidur sendiri itu agak segan gitu, pohonnya terlalu besar, orangnya juga enggak banyak, sehingga kita kembali ke Jakarta. Apalagi seperti Pak Gembong itu tidak pakai sopir, dia nyetir sendiri," tambah dia.
Bacapres Anies Baswedan hadiri pemakaman almarhum Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, Sabtu (14/10/2023). Foto: Dok. Istimewa
Ia mendesak agenda rapat di Puncak perlu dievaluasi meski masih ada keinginan sebagian pihak untuk rutin menggelar rapat di Puncak untuk membahas APBD.
"Inilah, mungkin Pak Gembong ini kecapekan menurut saya. Dan itu ternyata Sekwan menjawab pertanyaan saya sudah dibuat rencana (tidak rapat Banggar di Bogor), tapi masih ada beberapa orang yang kepengin ke atas (Puncak)," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Siapa yang kepengin ke atas itu saya nggak tahu. Sebenarnya lebih enak rapat di bawah (Jakarta) daripada di atas, dan kita juga lebih aman," tandasnya.
Gembong meninggal pada Sabtu (14/10) dini hari, di RSUP Pertamina dalam usia 60 tahun. Rasyidi mengatakan Gembong meninggal akibat terkena serangan jantung.