Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gempa 5,7 M di Bengkulu Masih Serangkaian dengan Gempa Kembar Rabu 19 Agustus
22 Agustus 2020 10:09 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gempa bumi ini hanya berselang tiga hari usai gempa kembar berkekuatan 6,6 magnitudo dan 6,7 magnitudo pada Rabu (19/8) kemarin.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa yang terjadi pagi ini masih satu rangkaian dengan gempa Rabu kemarin.
"Gempa ini merupakan salah satu dari rangkaian gempa kembar yang terjadi di Bengkulu pada hari Rabu (19/8/2020), dengan magnitudo update M 6,6 dan M 6,7," jelas Daryono dalam keterangannya, Sabtu (22/8).
Daryono menuturkan, gempa yang berepisenter di laut dengan kedalaman 21 km ini merupakan jenis gempa dangkal. Getaran gempa diakibatkan aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust, dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," ucap Daryono.
ADVERTISEMENT
Getaran gempa ini dirasakan cukup kuat dengan skala II-III MMI di Bengkulu, dan gempa dirasakan cukup ringan di Kepahiang dengan skala II MMI. Pihaknya pun juga belum menerima laporan terkait dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa.
Penyebab Gempa Kembar di Bengkulu
Dua gempa berkekuatan 6,6 magnitudo dan 6,7 magnitudo di Bengkulu pada Rabu lalu disebut gempa kembar karena karena kekuatan, waktu, dan lokasi yang hampir sama.
"Gempa Kembar atau Doublet Earthquake adalah peristiwa 2 gempa yang magnitudo atau kekuatannya hampir sama, dan terjadi dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan," ujar Daryono.
Gempa kembar ini terjadi akibat dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak antar lempeng.
ADVERTISEMENT
"Tepatnya pada Segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault),"ungkap Daryono.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona